Suara.com - Kata Xenophobia dan Jisoo bersanding masuk daftar trending topik di Twitter kemarin, Rabu (20/1/2020). Ada apa sebenarnya? Lalu apa itu Xenophobia? Simak penjelasan berikut.
Setiap orang pasti memiliki rasa takut yang ada di dalam dirinya, baik ketakutan yang nampak maupun yang tidak nampak. Salah satu jenis ketakutan yang belakangan banyak diperbincangkan adalah Xenophobia.
Bahasan ini mengemukan ditengarai akibat Jisoo, salah satu anggota BLACKPINK, yang nampak tidak benar-benar lancar berbahasa Inggris ketika tengah berbicara.
Tapi sebenarnya, apa itu Xenophobia? Mengapa ketidaklancaran dalam berbahasa Inggris yang diperlihatkan Jisoo menjadi hal yang membuat kata ini banyak dibahas?
Baca Juga: Trending di Twitter, Ini Arti Xenophobia yang Menyeret Jisoo BLACKPINK
Apa Itu Xenophobia?
Mungkin Anda bisa menemukan banyak terjemahan dan persepsi atas apa itu Xenophobia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Xenophobia adalah perasaan benci (takut, waswas) terhadap orang asing atau sesuatu yang belum dikenal; kebencian pada yang serba asing.
Mungkin Anda berpikir apakah artinya Xenophobia sama dengan rasisme atau homophobia atau bentuk diskrimasi lain? Sebenarnya ada perbedaan yang cukup mendasar pada hal tersebut.
Jika homophobia dan rasisme didasari oleh karakteristik tertentu secara spesifik. Xenophobia lebih umum, yakni berakar dari persepsi bahwa anggota kelompok lain adalah orang asing.
Orang-orang yang memiliki Xenophobia umumnya bisa dilihat dari kecenderungannya dalam berperilaku. Misalnya, ia tidak merasa nyaman ketika berada di kelompok atau kerumunan yang berbeda, tidak mau diajak ke area tertentu yang asing, memilih teman atau relasi yang segolongan, dan sulit bergaul dengan komunitas heterogen.
Baca Juga: Ketahui Arti Xenophobia, Trending Twitter yang Menyeret Jisoo BLACKPINK
Lalu Apa yang Terjadi pada Jisoo?
Mungkin jika Anda sudah membaca poin pertama tadi, Anda juga sudah memiliki dugaan atas apa yang terjadi pada Jisoo sendiri. Ketidakmampuan Jisoo dalam bercakap menggunakan bahasa Inggris yang baik memicu sekelompok orang untuk mencela dan melakukan perundungan.
Logikanya, golongan yang melakukan hal ini adalah golongan yang merasa bahwa kemampuan bahasa Inggris adalah kemampuan dasar semua orang.
Pada kenyataanya, Jisoo merupakan seorang warga negara Korea Selatan, yang lahir dan besar di Korea Selatan. Bahasa Inggris bukanlah bahasa ibu dari Jisoo sendiri.
Sebagai masyarakat modern, agaknya hal ini tidak lagi perlu terjadi. Dengan memahami apa itu Xenophobia dan gejalanya, idealnya masyarakat yang mengaku memiliki toleransi tinggi tidak akan melakukan perundungan semacam itu.
Justru yang lebih baik adalah memberikan apresiasi karena Jisoo secara nyata telah berupaya bercakap menggunakan bahasa yang mudah diterima kalangan internasional. Effort dari Jisoo sendiri tentu yang seharusnya menjadi fokus utama, bukan ketidakmampuannya.
Memahami apa itu Xenophobia, serta konteks permasalahan yang terjadi pad Jisoo, semoga bisa membuat Anda yang membaca artikel ini mengetahui konsep dasarnya.
Sebagai masyarakat yang modern, agaknya keterbukaan dan prasangka baik harus selalu jadi poin utama yang dimiliki setiap orang. Hal tersebut perlu dilakukan agar ekosistem pergaulan dan media sosial serta hubungan antar manusia bisa terjaga dan terus meningkat kualitasnya.
Sekarang sudahkah kalian paham dengan apa itu Xenophobia dan kaitannya dengan Jisoo Blackpink? Semoga anda bukan termasuk orang yang Xenophobia.
Kontributor : I Made Rendika Ardian