Dua Faktor Ini Bikin Pengobatan Pasien Radang Usus Tak Optimal

Kamis, 21 Januari 2021 | 07:30 WIB
Dua Faktor Ini Bikin Pengobatan Pasien Radang Usus Tak Optimal
Ilustrasi radang usus. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seseorang yang didiagnosa sakit inflammatory bowel disease (IBD) atau radang usus harus menjalani pengobatan secara rutin dan adekuat. Hal itu penting agar peradangan kronis yang terjadi pada usus tidak mudah kambuh.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSCM-FKUI dr. Rabbinu Rangga Pribadi. Sp.PD., mengatakan bahwa pengobatan IBD sangatlah dinamis karena proses penyakitnya yang juga dinamis.

"Artinya di satu waktu IBD dapat terkontrol dengan obat serta diet, namun di waktu lainnya penyakit tersebut dapat mengalami kekambuhan," kata Rabbinu dalam webinar virtual, Rabu (20/1/2021).

Menurutnya, ada dua faktor yang jadi persoalan IBD tidak diobati dengan optimal. Sehingga berakibat pasien mengalami kekambuhan terus menerus.

Baca Juga: Sama-sama Bikin Sakit Perut, Ini Perbedaan IBD dan IBS

Ilustrasi sakit maag, sakit perut, gangguan pencernaan. (Shutterstock)
Ilustrasi radang usus. (Shutterstock)

"Kesulitan pertama yang paling sering dihadapi adalah memastikan diagnosis pada pasien tersebut apakah IBD atau radang usus yang disebabkan infeksi lainnya. Kesulitan kedua yang juga paling sering dihadapi adalah terbatasnya akses pasien terhadap agen biologik karena masalah biaya," paparnya.

Para dokter memiliki berbagai macam pilihan pengobatan, lanjutnya. Walaupun beberapa obat seperti agen biologik tak dapat diakses secara luas karena tidak ditanggung jaminan kesehatan nasional (JKN), terlebih harganya yang tidak murah.

Selain itu, Rabbinu mengatakan, beberapa pasien kerap kali memerlukan kombinasi dua obat untuk mengontrol radang usus yang terjadi. Beberapa juga memerlukan operasi untuk membuang bagian usus yang mengalami peradangan.

"Padahal, berbagai penelitian menunjukkan bahwa agen biologik memiliki manfaat yang besar terutama pada pasien IBD dengan derajat keparahan sedang dan berat,” ucapnya.

Menurut dokter Rabbinu, kesadaran dan pengetahuan tentang IBD sangat diperlukan, baik oleh pasien IBD, keluarga, dan caregivernya. Bahkan oleh masyarakat luas agar kesadaran terhadap bahaya IBD semakin meningkat. 

Baca Juga: Salah Pengobatan, Pasien Radang Usus Justru Bisa Kambuh Berulang Kali

Saat didiagnosis IBD, pasien perlu memahami bahwa proses peradangan pada penyakit dapat mereda jika berkomitmen menjalani pengobatan. Juga pentingnya modifikasi gaya hidup dengan pola makan yang sesuai dengan tingkatan IBD serta berolahraga. 

Disarankan pula untuk berkumpul dengan pasien-pasien IBD untuk dapat saling berbagi pengalaman dan saling menguatkan.

“Perlu ada edukasi berkelanjutan untuk mendidik berbagai pihak bahwa beban penyakit ini terus meningkat. Persiapan yang perlu dilakukan oleh caregiver adalah pemberian dukungan psikososial karena penderita IBD rentan mengalami depresi dan kecemasan," uhar dr. Rabbinu. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI