Pandemi Covid-19 Sudah Setahun Lebih, Masih Perlukah Disinfeksi Permukaan?

Kamis, 21 Januari 2021 | 06:30 WIB
Pandemi Covid-19 Sudah Setahun Lebih, Masih Perlukah Disinfeksi Permukaan?
Cairan disinfektan untuk melindungi diri dari virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada awal pandemi, mendisinfeksi permukaan atau peralatan rumah atau paket menjadi kebiasan baru demi melindungi anggota keluarga dari infeksi virus corona Covid-19.

Namun sekarang, dengan cukup banyak informasi tentang SARS-CoV-2 dan bagaimana penularannya, ternyata kita tidak perlu membersihkan semua peralatan tersebut.

Ketika seseorang yang terinfeksi virus corona bersin, batuk, atau berbicara dengan keras, tetesan pernapasan yang mengandung virus dapat menyebar di udara dan akhirnya mendarat di permukaan terdekat.

Tetapi, menurut ahli mikrobiologi di Universitas Rutgers Emanuel Goldman, risiko terinfeksi dari menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus itu rendah.

Baca Juga: Sepekan 106 Kena Corona, Satgas Siak Sebut Belum Ganggu Sekolah Tatap Muka

"Di rumah sakit, permukaan telah diuji di dekat pasien Covid-19, dan tidak ada virus menular yang dapat diidentifikasi," kata Goldman.

Ilustrasi pemutih pakaian, cairan pembersih, cairan pencuci baju [shutterstock]
Ilustrasi disinfeksi baju [shutterstock]

Ia menjelaskan bahwa yang ditemukan justru RNA virus, atau 'mayat virus'.

"Mereka tidak menemukan virus menular, dan itu karena virus sangat rapuh di lingkungan, membusuk dengan cepat," sambungnya, dilansir NPR.

Profesor teknik di Virginia Tech yang mempelajari penularan penyakit menular melalui udara, Linsey Marr, mengatakan fokus pada disinfeksi permukaan bukanlah cara tebaik untuk memperlambat infeksi.

"Daripada terlalu memperhatikan pembersihan permukaan, kita mungkin lebih baik memperhatikan pembersihan udara, mengingat jumlah waktu dan sumber daya yang terbatas," ujar Marr.

Baca Juga: Menko Airlangga Tak Jujur Positif Corona, Rocky Gerung: Biadab!

Ahli kimia atmosfer di Colorado State University, Delphine Farmer, mengatakan menyemprotkan disinfektan tak hanya tidak produktif, tetapi juga berpotensi berbahaya.

Penggunaan disinfektan yang berlebihan, seperti pemutih dan hidrogen peroksida, dapat menghasilkan molekul beracun yang dapat terhirup.

"Molekul dapat bereaksi langsung dengan sel di jaringan paru-paru dan menyebabkan stres oksidatif. Ini seperti menghirup racun," jelasnya.

Pakar kesehatan menekankan cara paling penting untuk menghindari infeksi adalah menjauh dari keramaian dan memakai masker setiap kali orang-orang meninggalkan rumah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI