Suara.com - Sejak awal, Covaxin, vaksin Covid-19 pertama di India telah menimbulkan kontroversi. Vaksin tersebut telah diberi izin penggunaan darurat bersamaan dengan vaksin Covishield.
Tapi, banyak orang merasa perlu waspada karena kurangnya data keamanan dan bukti uji coba yang konklusif dari kedua vaksin Covid-19 tersebut.
Bahkan vaksin juga menimbulkan sejumlah komplikasi yang lebih dari 500 reaksi merugikan pada masa awal kampanye vaksin Covid-19 di India.
Meskipun efek samping dari suntik vaksin tergolong aman dan dianggap sebagai tanda baik bahwa vaksin bekerja dalam tubuh.
Baca Juga: Merasa Kelalahan Usai Vaksinasi Covid-19, Wajar Enggak Sih?
Tapi, tetap saja banyak orang yang masih ragu-ragu suntik vaksin Covaxin dan vaksin Covid-19 lainnya. Walaupun, belum ada laporan reaksi parah dari suntik vaksin, seperti kematian.
Apakah vaksin Covaxin ini lebih parah daripada vaksin Covid-19 lainnya?
Sayangnya, orang di India hanya mendapatkan 2 pilihan vaksin Covid-19, yakni Covaxin dan Covishield. Sementara ini, Covaxin masih dalam penelitian, tapi perlu dipahami bahwa vaksin Covishield maupun lainnya yang digunakan secara global juga tidak sepenuhnya aman serta efektif.
Karena, vaksin-vaksin itu telah dikembangkan dalam waktu singkat demi menghentikan pandemi virus corona. Tapi, sebagian besar rekasinya telah diketahui dari orang-orang yang terlibat dalam uji coba eksperimental Covaxin, yang sedang diragukan banyak orang.
Semestinya dilansir dari Times of India, orang-orang perlu mewaspadai hal lain, termasuk kategori yang berisiko lebih tinggi untuk menerima vaksin. Bharat Biotech telah mendata orang-orang yang sebaiknya tidak suntikan vaksin Covid-19 sementara waktu.
Baca Juga: Ahli Klaim Vaksin Pfizer Bisa Hentikan Penyebaran Virus Corona
Jika orang dalam kategori ini sudah dijadwalkan untuk suntik vaksin, lebih baik izin, konsultasi dengan dokter atau menundanya lebih dulu.
1. Orang yang minum obat pengencer darah
Covaxin mirip dengan vaksin Covid-19 lainnya yang disuntikan ke dalam kulit dan bisa menyebabkan sedikit pendarahan bagi sebagian orang. Pada orang yang mengonsumsi obat pengencer darah dalam waktu lama, mereka bisa mengalami pendarahan banyak, bengkak dan kemerahan.
Karena, antikoagulan mencegah pembekuan darah. Sehingga, suntikan vaksin pun bisa berisiko menyebabkan pendarahan bagi orang yang minum obat pengencer darah jika tidak konsultasi.
2. Alergi
Orang yang memiliki alergi bisa sangat menderita setelah suntik vaksin. Karena, alergi bisa mengubah reaksi langsung tubuh terhadap virus, yang menyebabkan syok, anafilaksis, kemerahan ekstrem, atopi, pingsan hingga pembengkakan yang butuh rawat inap.
Dalam beberapa kasus, alergi juga bisa berakibat fatal. Bahkan sudah ada bukti orang dengan alergi memiliki reaksi buruk ketika suntik vaksin Pfizer.
Jika Anda memiliki riwayat alergi, pertimbangkan untuk menunda suntik vaksin dan konsultasikan lebih dulu dengan dokter Anda.
3. Hamil dan menyusui
Meskipun tidak ada bukti Covaxin atau vaksin Covid-19 lainnya tidak aman untuk wanita hamil dan menyusui. Tapi, pilihan terbaik sekarang ini ibu hamil dan menyusui menunda suntik vaksin karena mungkin saja ada reaksi parah.
Apalagi vaksin Covid-19 belum diujicobakan pada wanita hamil dan menyusui, yang menambah kekhawatiran masyarakat.
4. Orang yang minum imunosupresan
Obat imunosupresan, seperti yang diberikan pada pasien kanker bisa mengubah respons kekebalan tubuh. Hal ini membuat pasien rentan terhadap reaksi buruk, infeksi kronis atau mengubah penyakit ringan menjadi berat.
Dalam beberapa kasus, kurangnya kekebalan juga menggagalkan kemampuan kinerja vaksin Covid-19. Karena itu, orang-orang dalam kelompok ini disarankan menunda vaksin.
5. Sudah pernah suntik vaksin Covid-19
Seseorang tidak bisa mendapatkan suntikan vaksin Covaxin bila sudah menerima suntikan vaksin Covid-19 lainnya. Hal ini tidak hanya menimbulkan masalah logistik, tetapi juga vaksin bisa bereaksi berbeda bila diberi dosis vaksin yang beda.