Positivity Rate Covid-19 di Atas 25%, Profesor Zubairi Singgung Orang Bebal

Rabu, 20 Januari 2021 | 18:25 WIB
Positivity Rate Covid-19 di Atas 25%, Profesor Zubairi Singgung Orang Bebal
Profesor Zubairi Djoerban (YouTube/ProfesorZubairi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Satgas Covid-19 IDI, Zubairi Djoerban, menyinggung sekelompok orang yang hingga kini tidak mematuhi protokol kesehatan sementara angka positivity rate Covid-19 di Indonesia melebihi 25 persen.

Dalam cuitannya di Twitter, Rabu (20/1/2021) dokter Spesialis Penyakit Dalam ini menyebut kelompok tersebut sebagai orang bebal.

"Selama pandemi, saya perhatikan, ada dua jenis orang bebal. Pertama, mereka yang tidak tahu dan tahu bahwa mereka tidak tahu," tulisnya.

"Dan kedua, mereka yang tidak tahu dan tidak bahwa mereka itu tidak tahu. Nah, sayangnya, jenis yang kedua ini cukup banyak," sambungnya.

Baca Juga: Sepekan 106 Kena Corona, Satgas Siak Sebut Belum Ganggu Sekolah Tatap Muka

Inilah mengapa Zubairi masih sering melihat banyak orang di tempat umum tidak menjaga jarak dan memakai masker. Selain itu, beberapa orang juga datang ke pesta atau hadir di acara pernikahan yang melebihi batas aturan.

Cuitan Profesor Beri (Twitter/ProfesorZubairi)
Cuitan Profesor Beri (Twitter/ProfesorZubairi)

"Padahal positivity rate di Indonesia konsisten di atas 25 persen. Anda tidak khawatir?," tambahnya.

Berdasarkan laporan Satgas Covid-19 per Minggu (17/1/2021), positivity rate Indonesia kembali mencapai angka tertinggi yakni sebanyak 32,83 persen.

Rasio ini merupakan enam kali lipat dari standar Badan Kesehatan Dunia (WHO), yang menetapkan lima persen sebagai ambang batas positivity rate secara global.

Angka positivity rate dihitung dari persentase jumlah kasus positif infeksi Covid-19 dibagi jumlah orang yang menjalani tes atau pemeriksaan.

Baca Juga: Menko Airlangga Tak Jujur Positif Corona, Rocky Gerung: Biadab!

Jadi, semakin tinggi angka positivity rate ini, artinya semakin banyak potensi penularannya.

Cuitan Profesor Beri (Twitter/ProfesorZubairi)
Cuitan Profesor Beri (Twitter/ProfesorZubairi)

Dokter yang lebih akrab disapa Profesor Beri ini juga menjelaskan bahwa vaksin massal dan pembatasan PPKM bukanlah 'game changer' atau pengubah kondisi dalam waktu dekat.

"Di lapangan, rumah sakit itu penuh, dan kasus klaster keluarga meningkat tajam. Harus hati-hati banget," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI