Suara.com - Penyakit misterius melanda kota Eluru di distrik West Godavari di Andhra Pradesh pada awal Desember tahun lalu. Ratusan orang dirawat di rumah sakit dengan gejala mirip epilepsi, seperti pingsan tiba-tiba, mulut berbusa, dan menggigil.
Seiring dengan serangan ini, beberapa pasien juga melaporkan mengalami kelupaan, kecemasan, muntah, sakit kepala, dan nyeri punggung.
Ini mempengaruhi lebih dari 70% populasi Eluru, termasuk anak-anak kecil. Kini, kota tersebut telah kembali normal tanpa kasus baru penyakit misterius tersebut.
Namun ternyata, penyakit tersebut muncul kembali di desa Pulla di Andhra Pradesh, 30 km di timur laut kota Eluru.
Baca Juga: Ketahui 5 Fakta Menarik Taj Mahal, Bangunan Mirip Masjid di India
Menurut laporan kantor berita swasta India IANS, dilansir The Health Site, kasus penyakit misterius dilaporkan di desa tersebut sejak Senin (18/1/2021). Hingga hari ini, Rabu (20/1/2021), sudah ada 24 kasus kejang di desa tersebut.
Sebanyak 21 orang telah dipulangkan, sedangkan tiga orang lainnya masih aktif menderita gejala. Dari kasus aktif, dua di antaranya masih dirawat di Puskesmas Pulla, dan satu dirujuk ke RSUD di Eluru.
Pejabat setempat mengatakan mereka sudah menyiapkan 15 tempat tidur di Pulla PHC, 30 di Bhimadole dan 50 di Eluru untuk berjaga-jaga apabila ada kasus di waktu mendatang.
Menurut petugas kesehatan, pasien yang terkena penyakit mengalami gejala yang mirip dengan kasus di Eluru, seperti pingsan, berbusa, kejang, muntah, dan lain-lain.
Penyebab penyakit misterius
Baca Juga: Bungkam Wakil India, Anthony Ginting ke Babak Kedua Toyota Thailand Open
Setelah diselidiki, pemerintah Andhra Pradesh menyatakan residu pestisida dalam air minum yang terkontaminasi adalah penyebab utama berjangkitnya penyakit misterius di Eluru.
Setelah itu, otoritas sipil mengambil langkah untuk memastikan pasokan air minum yang aman bagi orang-orang di kota.
Namun, para ahli dari All India Institute of Medical Sciences (AIIMS) di Delhi juga melaporkan adanya jejak logam berat seperti timbal dan nikel dalam sampel darah dan susu orang yang sakit.
Selain itu, ilmuwan dari Institut Penelitian dan Teknik Lingkungan Nasional (NEERI) mendeteksi kandungan merkuri di permukaan air melebihi batas normal.
Meski begitu, semua lembaga sepakat bahwa jumlah pestisida organoklorin yang tinggi dalam sampel air minum dapat menjadi penyebab penyakit misterius tersebut.
Ketua menteri YS Jaganmohan Reddy telah menugaskan AIIMS-Delhi dan Indian Institute of Chemical Technology (IICT) untuk melakukan studi terperinci dan menyarankan langkah-langkah pencegahan agar penyakit misterius ini tidak terulang lagi.