Suara.com - Pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif dinilai jadi faktor penting untuk meningkatkan kualitas kesehatan sumber daya manusia (SDM) masyarakat Indonesia sejak dini.
Lewat ASI eksklusif selama 6 bulan, disebut bisa menurunkan angka stunting, melindungi anak dari penyakit, hingga meningkatkan kemampuan kognitif anak sejak dini.
Sebuah fakta menarik penelitian tentang ASI eksklusif, menemukan jika bekerja dari rumah yang dilakukan para ibu pekerja secara signifikan menyukseskan pemberian ASI eksklusif untuk anak.
Penelitian yang dilakukan Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK bersama rekan peneliti lainnya menemukan, jika 97 persen ibu pekerja Indonesia yang bekerja dari rumah atau work from home (WFH) sukses memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan penuh.
Baca Juga: Ibu Menyusui Diminta untuk Tunda Dulu Pakai Vaksin Covid-19, Ini Kata Ahli
"Ini artinya adalah faktor bekerja di rumah faktor tinggal di rumah saja, selama masa pandemi menjadi faktor penting untuk kesuksesan pemberian asi eksklusif, ini kabar baik," ujar Dr. Ray saat mempresentasikan hasil penelitiannya secara virtual, Rabu (20/1/2021).
Tidak hanya itu, penelitian ini juga penemukan 82 persen ibu pekerja yang masih harus keluar rumah ternyata tetap konsisten memberikan ASI eksklusif, meskipun tidak menyusui langsung namun dilakukan dengan proses pompa atau ASI perah yang diberikan anaknya dalam botol.
"Meskipun bekerja dari kantor dan memang tidak menyusui langsung. Para ibu tetap berhasil memberikan ASI eksklusif. Di balik masa sulit pandemi ternyata ibu Indonesia berhasil memberikan ASI eksklusif," jelas Dr. Ray.
Penelitian ini melibatkan 379 ibu yang memiliki bayi berusia kurang dari 12 bulan, diminta mengisi survei online yang diambil sejak Desember 2020 hingga Januari 2021.
Para ibu yang menjadi responden ini terdiri dari usia 24 hingga 33 tahun yang tinggal di 20 provinsi di Indonesia, namun 60 persen atau mayoritas responden tinggal di DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Baca Juga: Selain Cegah Anemia, Ini Pentingnya Zat Besi untuk Ibu Menyusui
Responden 73 persen di antaranya adalah sarjana, dan 20 persen responden yakni para ibu yang tetap harus bekerja ke kantor setiap hari.
Agar penelitian lebih akurat, yaitu pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan di Indonesia.