Prof. Murdani menambahkan bahwa gejala penyakit radang usus berbeda-beda, tergantung pada tingkat keparahan peradangan dan lokasi terjadinya peradangan.
“Namun pada UC dan CD, keduanya memiliki tanda dan gejala umum yang perlu diwaspadai seperti diare, kelelahan, sakit perut dan kram, nafsu makan berkurang, darah pada feses, dan penurunan berat badan,” jelasnya.
Pada dasarnya, penyebab IBD belum diketahui jelas. Tetapi yang pasti disebabkan oleh gangguan sistem kekebalan tubuh, lanjutnya.
Namun, kesalahan pada diet dan tingkat stress berlebih juga bisa memicu terjadinya IBD. Selain itu, faktor keturunan juga berperan dalam IBD, meskipun jumlah kasusnya sangat sedikit.
Prof Murdani mengingatkan, IBD yang dibiarkan bisa memperparah kondisi pasien akibat komplikasi yang ditimbulkan.
Pada IBD UC, komplikasi yang dialami pasien bisa berupa toxic megalocon atau pembengkakan usus besar yang beracun. Perforated colon atau lubang pada usus besar hingga dehidrasi berat dan meningkatkan risiko Kanker Usus Besar.
Sedangkan pada pasien IBD CD, komplikasi yang terjadi berupa bowel obstruction, malnutrisi, fistulas, dan anal fissure atau robekan pada jaringan anus.