Studi: Sebabkan Disfungsi Ereksi, Covid-19 Pengaruhi Kehidupan Seksual Pria

Rabu, 20 Januari 2021 | 11:25 WIB
Studi: Sebabkan Disfungsi Ereksi, Covid-19 Pengaruhi Kehidupan Seksual Pria
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Endocrinological Investigation mengeksplorasi bagaimana Covid-19 memengaruhi kehidupan seksual seseorang. Dalam hal ini, Profesor Emmanuele A. Jannini dari Universitas Roma Tor Vergata dan rekannya menemukan hubungan yang pasti antara disfungsi ereksi (DE) dan Covid-19.

Melansir dari Medical Xpress, DE adalah indikator untuk kesehatan secara keseluruhan dan seringkali menjadi gejala dari masalah kesehatan yang mendasarinya. Sementara Covid-19 dapat memperburuk atau menyebabkan banyak masalah kesehatan, tidak heran jika ada kaitannya dengan DE.

Masalah psikologis yang ditimbulkan oleh Covid-19 termasuk depresi dan kecemasan juga dapat menyebabkan DE. Selain itu, masalah kardiovaskular yang disebabkan Covid-19 juga meningkatkan peradangan. Hal ini juga memicu masalah sirkulasi darah dan dapat menyebabkan DE. 

"Untuk menggali lebih dalam tentang hubungan antara Covid-19 dan DE, saya berbicara dengan dokter Judson Brandeis, seorang ahli urologi dan ahli pengobatan seksual pria," kata Profesor Emmanuele A. Jannini.

Baca Juga: Ini Kondisi Pejabat di Lampung Setelah Seminggu Divaksin Covid-19

"Dia khawatir bahwa pandemi Covid-19 akan mengakibatkan disfungsi ereksi yang meluas," imbuhnya.

Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Shvet)
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Shvet)

Sementara Brandeis menjelaskan bahwa fungsi ereksi sangat bergantung pada aliran darah yang dimulai di jantung, berdenyut melalui arteri besar, dan kemudian mengalir melalui pembuluh darah kecil. Kondisi seperti diabetes, kolesterol tinggi, dan merokok menyebabkan kerusakan pada lapisan dalam pembuluh darah yang menyebabkan DE.

"Virus corona membajak sel kita sendiri untuk membuat salinan baru dari dirinya sendiri yang kemudian dilepaskan ke seluruh tubuh," kata Brandeis.

"Namun, karena tubuh kita belum pernah melihat virus ini sebelumnya, ia belum mengembangkan antibodi. Akibatnya, ia mencoba untuk membasmi penyerang dengan meluncurkan sistem kekebalan non-spesifik yang masif. Respons masif tubuh akhirnya merusak dirinya sendiri terutama di endotelium yang merupakan lapisan sel halus yang melapisi pembuluh darah," imbuhnya. Masalah yang terjadi dalam pembuluh darah tersebut yang kemudian memicu disfungsi ereksi.

Baca Juga: Viral Pasien Covid-19 Kelaparan, Aksi Perawat di Wisma Atlet Banjir Pujian

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI