Suara.com - Dokter operasi plastik Beverly Hills, AS, Payman Simoni, meninggal akibat pendarahan otak setelah positif terinfeksi virus corona Covid-19, pada Jumat pekan lalu.
Sang dokter ternyata tertular pasiennya, yang menjalani prosedur filler bibir rutin. Beberapa hari setelah suntik filler, sang pasien menelepon dokter 50 tahun tersebut dan mengatakan bahwa ia positif Covid-19.
"Dia selalu memakai masker. Dia adalah seorang dokter dan ia melakukan semua protokol kesehatan," ujar sahabatnya, Amiri-Younesi, dilansir Insider.
Padahal sebelum melakukan filler, suhu tubuh pasien diukur dan dipastikan bahwa ia bebas virus corona.
Baca Juga: Pasien Corona Meninggal Tiap Hari, Satgas: Kalau Sudah Sakit Tinggal Berdoa
Setelah mendapat telepon dari pasien tersebut, Simoni menjalani tes Covid-19 pada 6 Desember 2020 dan dinyatakan positif.
Seminggu kemudian kondisi Simoni mulai menurun. Bahkan, sang dokter perlu mendapat bantuan ventilator karena kesulitan bernapas.
Selama hampir satu bulan sang dokter dirawat di Cedars-Sinai Medical Center, Los Angeles.
"Hal yang mengejutkan adalah dia terlihat sangat sehat. Dia seorang dokter. Saya meneleponnya ketika saya menderita Covid-19. Dia memberi tahu saya apa yang harus saya lakukan," sambung Younesi.
Anggota Dewan Kota John Mirisch mengatakan bahwa membiarkan prosedur kosmetik tetap dibuka adalah suatu kesalahan.
Baca Juga: Puluhan Pegawai Pemkab Bekasi Positif Corona, Terbanyak di Disdukcapil
"Tidak ada orang yang membutuhkan (suntik) botoks di tengah pandemi," kata Mirisch.
Menurutnya, insiden ini adalah sebuah tragedi. Hanya karena filler bibir, seseorang harus meninggal.
Simoni, ahli bedah terkenal yang juga sempat muncul di acara The Doctors, akhirnya mengalami koma. Ia meninggal akibat pendarahan otak saat koma.