Suara.com - Ilmuwan menemukan bukti bahwa varian baru virus Corona yang berasal dari Afrika memiliki risiko bahaya yang lebih tinggi.
Dilansir ANTARA, ahli epidemiologi Salim Abdool Karim mengatakan varian baru ini mengikat lebih mudah dan kuat kepada sel manusia, membuatnya lebih gampang menular.
Ia mengungkapkan hal itu saat presentasi riset varian tersebut, yang dikenal sebagai 501Y.V2, oleh tim ilmuwan. Varian itu diidentifikasi oleh para ahli genomika Afrika Selatan akhir tahun lalu.
Itulah yang mendorong infeksi COVID-19 setempat mencapai puncak harian baru di atas 21.000 kasus awal Januari ini.
Baca Juga: Terungkap! Alasan Banyak Varian Baru Covid-19 Ditemukan Sekarang
Para ilmuwan dan politikus Inggris mengungkapkan kekhawatiran bahwa vaksin yang saat ini disuntikkan kepada masyarakat atau dalam pengembangan kurang ampuh melawan varian COVID-19 Afrika Selatan.
Varian tersebut memiliki lebih dari 20 mutasi, termasuk peningkatan protein yang digunakan virus itu untuk menginfeksi sel manusia.
Namun, Abdool Karim mengatakan belum ada jawaban untuk masalah itu, meski para ilmuwan di seluruh dunia sedang mempelajarinya.
Pakar Afrika Selatan menyebutkan bahwa karena vaksin menghasilkan respons imun yang luas, maka tidak mungkin mutasi pada lonjakan protein akan melenyapkan efek vaksin sepenuhnya.
Rabat, 19/1 (ANTARA) - Kementerian kesehatan Maroko pada Senin (18/1) mengonfirmasi kasus impor pertama varian yang lebih menular virus corona baru yang awalnya ditemukan di Inggris.
Baca Juga: Ditemukan Varian Baru Virus Corona di California, Beda dari yang di Inggris
Varian itu terdeteksi di pelabuhan utara Tangier dalam diri seorang berkebangsaan Maroko yang kembali dari Irlandia melalui Marseille, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Maroko mengumumkan rencananya meluncurkan kampanye vaksinasi gratis yang menargetkan 25 juta orang, atau 80 persen dari populasinya.
Negara itu memesan 66 juta dosis vaksin dari AstraZeneca Plc dan Sinopharm China. Maroko belum menerima satu pun.
Pada 23 Desember, Maroko memberlakukan jam malam nasional selama empat minggu dari jam 9 malam sampai jam 6 pagi untuk menahan virus.
Pada Senin, negara itu mengatakan mencatat total 460.144 infeksi virus corona termasuk 7.977 kematian dan 16.481 kasus aktif.
Pakar kesehatan prihatin atas mutasi baru yang sangat menular dari virus yang pertama kali dilaporkan di Inggris dan Afrika Selatan dan sekarang muncul di beberapa negara lain. Varian baru ketiga telah dilaporkan di Brazil.