Update Covid-19 Global: Lonjakan Kasus Harian di Tengah Program Vaksinasi

Selasa, 19 Januari 2021 | 10:47 WIB
Update Covid-19 Global: Lonjakan Kasus Harian di Tengah Program Vaksinasi
Ilustrasi pandemi Covid-19 di dunia. [Suara.com/Eko Faizin]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Belum bisa dipastikan kapan pandemi Covid-19 akan mereda meski program vaksinasi sudah dijalankan di beberapa negara. Update Covid-19 global mencatat ada tambahan kasus positif sebanyak 457.357 infeksi baru dalam 24 jam terakhir, seperti mengutip data dari Worldometers.

Total kasus positif Covid-19 di dunia hingga Selasa (19/1) pukul 08.35 WIB mencapai 95.978.232 infeksi tersebar di 220 negara. Jumlah yang dinyatakan sembuh dari infeksi telah sebanyak 68.594.220 orang, tetapi terdapat 2.048.394 jiwa dinyatakan meninggal dunia setelah terinfeksi virus corona SARS Cov-2 tersebut.

Hingga saat ini masih ada 25.335.618 orang di seluruh dunia yang masih terkonfirmasi positif Covid-19.

Beberapa negara justru mengalami lonjakan kasus selama beberapa waktu terakhir, di tengah pelaksanaan program vaksinasi, termasuk Indonesia. Bahkan saat program vaksinasi belum dimulai, kasus harian Indonesia telah tembus hingga 10.616 infeksi pada 8 Januari 2021.

Baca Juga: Satgas Covid-19: Lonjakan Kasus Corona di Jabar Merupakan Data Lama

Kasus harian kembali pecah rekor pada 16 Januari 2021, tiga hari pasca vaksinasi Covid-19 pertama, mencapai 14.224 infeksi, menurut laporan dari Satgas Penanganan Covid-19. Hingga saat ini, jumlah kasus Indonesia telah sebanyak 917.015 infeksi, bertambah 9.086 kasus dalam satu hari.

Negara tetangga, Filipina, juga mengalami penambahan infeksi baru yang signifikan. Jumlah kasus di Filipina telah mencapai lebih dari 500 ribu dan jadi negara kedua di Asia Tenggara, setelah Indonesia, yang memiliki kasus Covid-19 terbanyak.

Pemerintah Filipina menghadapi banyak kritik karena dinilai gagal segera meluncurkan program vaksinasi di tengah perebutan vaksin Covid-19 secara global.

Departemen Kesehatan melaporkan 2.163 infeksi baru pada Senin (18/1), menjadikan kasus virus corona yang dikonfirmasi di negara itu menjadi 502.736 infeksi.

Filipina telah bernegosiasi dengan tujuh perusahaan Barat dan China untuk mengamankan 148 juta dosis vaksin, tetapi upaya tersebut penuh dengan ketidakpastian dan kebingungan. Sekitar 50.000 dosis dari Sinovac Biotech dari China mungkin tiba akhir bulan depan diikuti dengan pengiriman yang jauh lebih besar, menurut pemerintah setempat.

Baca Juga: Update Covid-19 Global: Pengiriman Vaksin Pfizer ke Uni Eropa Terhenti

Menurut Presiden Rodrigo Duterte, mengamankan vaksin Covid-19 sulit karena negara-negara kaya telah mengamankan dosis besar untuk warganya terlebih dahulu.

Lonjakan kasus juga masih terjadi di Eropa pasca varian baru mutasi virus corona disebut lebih menular. Salah satunya Prancis, yang rata-rata infeksi baru Covid-19 setiap hari mencapai angka tertinggi selama enam minggu, yakni 18.270 pada Senin (18/1).

Sementara jumlah orang yang dirawat di unit perawatan intensif naik di atas 2.800 pasien untuk pertama kalinya dalam sebulan. Total kasus kumulatif Prancis dengan cepat mendekati 3 juta, tertinggi keenam di dunia.

Kementerian Kesehatan Prancis mengatakan bahwa jumlah orang yang menerima vaksin virus corona sejak peluncuran kampanye nasional pada 26 Desember 2020, telah mencapai 479.873 hingga Senin (18/1).

Tidak seperti Inggris atau Jerman, pemerintah Prancis sejauh ini tidak memberlakukan lockdown nasional ketiga. Dikutip Cnannel News Asia, Prancis hanya berlakukan jam malam nasional, yang diberlakukan lebih awal, yaitu dimulai pukul 6 sore.

Sementara itu, Amerika Serikat yang memiliki jumlah kasus positif terbanyak di dunia, hingga kemarin laporan infeksi hariannya masih di atas 100 ribu per hari. Negara berpenduduk 332 juta itu telah memiliki jumlah kasus sebanyak 24.615.172 infeksi.

Mengantisipasi lonjakan kasus semakin parah, Presiden AS terpilih Joe Biden akan tetap berlakukan larangan kedatangan turis Eropa dan Brasil ke negaranya. Keputusan itu sekaligus menolak pengumuman Presiden Donald Trump yang menyatakan akan membuka kedatangan bagi turis per 26 Januari 2021.

"Atas saran tim medis kami, pemerintah tidak bermaksud untuk mencabut pembatasan ini pada (26 Jan). Faktanya, kami berencana untuk memperkuat langkah-langkah kesehatan masyarakat seputar perjalanan internasional untuk lebih mengurangi penyebaran Covid-19," tulis Jen Psaki, sekretaris pers Biden, melalui akun Twitter resminya.

"Dengan pandemi yang memburuk dan varian yang lebih menular muncul di seluruh dunia, ini bukan waktunya untuk mencabut pembatasan perjalanan internasional," lanjutnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI