Suara.com - Pemerintah telah mulai melakukan program vaksinasi Covid-19 sejak pekan lalu. Meski begitu, Satgas Penanganan Covid-19 terus menegaskan bahwa vaksinasi saja tidak cukup untuk menghentikan penularan virus corona SARS Cov-2 itu.
Penerapan 3M berupa memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, juga 3T berupa testing, tracing, dan treatment harus juga terus dilakukan.
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Dr. Sonny Harry B Harmadi mengatakan bahwa mengatasi virus corona tidak cukup hanya dengan satu intervensi saja.
"Dalam upaya menangani covid tidak ada satu intervensi yang cukup. Sehingga kombinasi intervensi sangat penting. Upaya kita menjaga agar jangan terjadi penularan harus berlapis-lapis," ucapnya dalam webinar virtual Satgas Covid-19, Senin (18/1/2021).
Baca Juga: Pesta Bos KFC, Nasib Raffi hingga Ahok Ditentukan saat Polisi Gelar Perkara
Proteksi dari luar untuk mencegah virus masuk dilakukan dengan disiplin menerapkan 3M. Sedangkan proteksi dari dalam tubuh jika virus sudah terlanjur masuk dengan cara meningkatkan imunitas, salah satunya juga pemberian vaksinasi.
"Kemudian satu lagi agar virus tidak menyebar ke sana ke mari, maka metode 3T menjadi sangat penting. Sehingga mengisolasi virus. Jadi penerapan 3M, 3T, dan vaksinasi adalah intervensi yang harus dilakukan bersamaan sehingga betul-betul bisa memutus rantai penularan ini," tuturnya.
Bukan hanya Satgas Penanganan Covid-19, Sonny menyampaikan bahwa Presiden Joko widodo juga menyampaikan bahwa terus melakukan 3M dan 3T tetap lenting sekalipun vaksinasi telah dilakukan.
"3M adalah bentuk perlindungan secara fisik dari luar dan vaksinasi adalah perlindungan dari dalam. Jadi gak bisa intervensi berdiri sendiri. Semakin kuat intervensi yang dibangun, semakin cepat kita atasi pandemi," ujarnya.
Baca Juga: Hoaks! Isu Kasdim 0817 Gresik Meninggal Usai Suntik Vaksin Sinovac