Suara.com - Protein adalah sumber makronutrien kompleks yang bisa berasal dari makanan nabati tertentu seperti kacang-kacangan, maupun hewani seperti daging, telur, hingga ikan. Saat tubuh tidak mendapatkan asupan protein yang cukup, maka bisa mengakibatkan masalah kesehatan serius. Seperti apa tanda tubuh kekurangan protein?
Kekurangan protein sering juga disebut hipoproteinemia, dan kondisi ini dialami sekitar 1 miliar orang di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Hal ini lantaran masyarakat Indonesia cenderung lebih banyak mengonsumsi makanan berkarbohidrat seperti nasi, kentang, hingga tepung yang digoreng.
Nah, jika sudah mengalami hipoproteinemia parah, maka dampak yang dialami bisa cukup serius, seperti perut kembung, gagal hati, kulit pecah-pecah, hingga tulang rapuh dan lebih tipis.
Itu sebabnya, penting untuk mengenali gejala kekurangan protein dalam kategori ringan seperti mengutip Insider berikut ini.
Baca Juga: 5 Alasan Pejuang Diet Wajib Sarapan dengan Protein
- Nafsu makan mengonsumsi protein jadi meningkat drastis, akibat tubuh mencoba memperoleh asupan protein yang belum mencukupi.
- Mudah lemah dalam melakukan aktivitas tenaga tidak seperti sebelumnya.
- Mudah lelah, jika biasanya kuat menaiki 4 tangga tanpa terengah-engah, namun kini naik 2 tangga saja sudah sangat kelelahan.
Selain itu, berikut tanda kekurangan protein untuk kategori parah:
- Rambut menipis, ini karena asupan protein yang sedikit dan tidak mampu merangsang pertumbuhan rambut.
- Kuku rapuh, serupa seperti rambut kandungan protein sangat diperlukan untuk memperkuat kuku.
- Atrotif otot, adalah kondisi mana saraf otot mengalami kerusakan, atau otot tidak mampu bergerak akibat tidak mendapat rangsangan saraf, karena kekurangan asupan protein.
- Pengelupasan kulit, terjadi karena kulit terlampau kering, keadaan yang lebih parah dari kulit pecah-pecah karena kekurangan protein.
Agar terhindar dari kondisi kekurangan protein, pastikan Anda mengonsumsi protein dalam jumlah yang cukup setiap harinya, ya.