Viral Sabun Mengandung Povidone Iodine, Amankah untuk Kulit?

Kamis, 14 Januari 2021 | 19:30 WIB
Viral Sabun Mengandung Povidone Iodine, Amankah untuk Kulit?
Ilustrasi antiseptik. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Akun Instagram Lambe Turah mengunggah tangkapan layar Instagram Story yang memperlihatkan seorang wanita memborong sabun yang mengandung Povidone Iodine 7,5%, pada Rabu (13/1/2021).

Dalam keterangan foto dikatakan sabun tersebut digunakan untuk mandi dan dipercaya dapat membunuh virus corona.

"Barusan gak sengaja denger ada yang belanja di Guardian. Beli sabun betadine warna merah ini banyak banget katanya buat temen-temennya yang abis liburan semua harus mandi pake ini pas pulang ke rumah," tulis pengunggah Instagram Story.

Menurut pengunggah, sabun ini dapat digunakan setiap hari untuk membersihkan tubuh dari paparan virus corona.

Baca Juga: Buntut Tak Pakasi Masker, Satgas COVID-19 Coret Nama Raffi Ahmad

"Kalo habis keluar rumah harus mandi pakai ini. Ada penelitiannya buat Covid. Kamu harus tuh, kan, masih main sepeda sama kerja. Balik rumah mandinya pakai ini."

Orang memborong sabun yang mengandung Povidone Iodine (Instagram/Lambe_Turah)
Orang memborong sabun yang mengandung Povidone Iodine (Instagram/Lambe_Turah)

Berdasarkan Alodokter, Povidone iodine merupakan antiseptik untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka ringan, sepeti terjatuh, terbakar, hingga luka akibat sayatan benda tajam.

Cara kerja cairan ini adalah dengan merusak sel kuman dan membuatnya menjadi tidak aktif.

Selain untuk membersihkan luka, dokter umum yang berpraktik di Klinik Angsamerah, dr. Adiyana Esti Purwaningrum, menjelaskan bahwa povidone iodine digunakan untuk disinfeksi kulit sebelum dan sesudah operasi.

Umumnya, penyedia layanan kesehatan akan menggunakan cairan ini untuk mendisinfeksi tangan dan kulit orang yang mereka rawat.

Baca Juga: Ikut Perintah Istana, Satgas Covid Mendadak Coret Raffi Ahmad jadi Narsum

Cairan ini memang dapat digunakan pada keadaan perlu antiseptik kuat, seperti dokter di ruang operasi, luka yang harus didisinfeksi, atau infeksi kulit serius.

Namun, dokter yang akrab disapa Esti ini menjelaskan bahwa penggunaan cairan ini dalam kondisi normal justru berbahaya.

"Bila kulit normal menggunakan sabun tersebut tanpa indikasi tadi, maka akan membunuh keseimbangan bakteri penjaga kulit," terang Esti, saat dihubungi Suara.com, Kamis (14/1/2021).

Ia menambahkan, apabila keseimbangan bakteri rusak, kulit akan mudah mengalami masalah seperti menjadi kering, gatal, hingga mudah berjerawat ketika penggunaan dihentikan.

Pemakaiannya pun tidak bisa sembarangan. Ikuti anjuran dokter dan perlu membaca informasi yang tertera pada kemasan obat sebelum menggunakan cairan ini.

Selain itu, jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI