Suara.com - Setelah ditemukan varian baru virus corona di Inggris yang bisa menular 70 persen lebih cepat, kini laporan terbaru peneliti Ohio menemukan adanya strain baru virus corona yang dinamai strain Columbus.
Peneliti Ohio State Univeristy Wexner Medical Center menemukan setidaknya ada tiga mutasi berbeda dari virus corona yang tersebar di Amerika Serikat (AS).
Ketiga mutasi ini menyebar cepat di Columbus, Ohio, selama tiga minggu berturut-turut, sejak akhir Desember 2020 hingga awal Januari 20219. Itulah kenapa ketiganya disebut strain Columbus.
"Seperti strain di Inggris, mutasi yang ada di Columbus kemungkinan lebih menular, sehingga dengan mudah bagi virus berpindah dari orang ke orang," ujar pihak universitas, mengutip Live Science, Kamis (14/1/2021).
Baca Juga: Muncul Strain Baru Virus Corona di Brasil, Adakah Perbedaannya?
Namun Peter Mohler, selaku peneliti virus tersebut mengatakan belum ada bukti, jika mutasi virus ini tidak bisa ditangkal dengan vaksin Covid-19 yang sudah dibuat.
"Hingga kini, kami tidak memiliki data bahwa mutasi ini akan berdampak pada efektivitas vaksin yang sedang digunakan," terang Mohler.
Mohler dan peneliti Ohio lainnya memang secara teratur melakukan squencing atau penelusuran mutasi virus corona baru atau SARS CoV 2, sejak Maret 2020 untuk memantau evolusi virus.
Seperti varian baru yang ditemukan di Inggris, strain Columbus mengalami mutasi pada bagian spike protein virus, yang memungkinkan virus bisa lebih cepat masuk ke dalam sel.
"Sangat penting bagi kita untuk tidak bereaksi berlebihan terhadap varian baru ini, sampai kita mendapatkan data tambahan sebagai bukti," lanjut Mohler yang juga Ketua Peneliti di Wexner Medical Center
Baca Juga: Ilmuwan Khawatir Mutasi pada Varian Baru Virus Corona Bisa Lolos Vaksin
Mutasi strain Columbus ini memiliki kode 501Y, yang identik dengan salah satu varian yang menyebar di Inggris.