Ilmuwan Khawatir Mutasi pada Varian Baru Virus Corona Bisa Lolos Vaksin

Kamis, 14 Januari 2021 | 14:37 WIB
Ilmuwan Khawatir Mutasi pada Varian Baru Virus Corona Bisa Lolos Vaksin
COVID-19 (kuning) di antara sel-sel manusia (biru, merah muda dan ungu), credit: NIAID-RML
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ilmuwan telah mengidentifikasi 'mutan yang lolos' yang kemungkinan dapat mengurangi efikasi vaksin Covid-19.

Mutasi tersebut, yang disebut E484K, telah ditemukan di varian baru virus corona dari Afrika Selatan. Sekarang, jenis mutasi ini sudah tersebar di 12 negara.

Profesor di Institut Penyakit Menular Nasional Afrika Selatan, Penny Moore, menyebut mutasi tersebut mengkhawatirkan.

"Kami khawatir mutasi ini akan berdampak, dan yang tidak kami ketahui adalah sejauh mana dampaknya," tutur Moore, dilansir CNN.

Baca Juga: Mulai Vaksinasi Bulan Depan, Thailand Tambah Pesanan Dosis Vaksin COVID-19

E484K disebut sebagai 'mutan yang lolos' karena telah terbukti kemungkinan dapat melarikan diri dari antibodi yang diproduksi oleh vaksin.

Virus corona (COVID-19) muncul dari permukaan sel manusia, credit: NIAID-RML
Virus corona (COVID-19) muncul dari permukaan sel manusia, credit: NIAID-RML

"Aku khawatir," ujar ahli virus Alex Sigal di Institut Penelitian Kesehatan Afrika.

Sigal, Moore, dan ilmuwan lain yang mempelajari mutasi E484K, masih harus menyelesaikan penelitiannya di laboratorium untuk mengetahui apakah vaksin akan menjadi kurang efektif terhadap varian baru dari Afrika Selatan tersebut.

Berdasarkan apa yang mereka lihat sejauh ini, mereka masih meragukan E484K sendiri akan membuat vaksin tidak berguna.

Sebaliknya, mereka yakin masih ada kemungkinan mutasi virus, dengan sendirinya maupun gabungan dengan mutasi lain, dapat menurunkan kemanjuran vaksin terhadap varian tersebut.

Baca Juga: Disuntik Vaksin Covid-19, Walkot Tangsel Airin: Gak Terasa Apa-Apa

Mereka juga khawatir E484K menjadi indikasi bahwa SARS-CoV-2 mampu berubah di depan mata. Jika mutasi ini terjadi dalam hitungan bulan, mutasi virus bermasalah lain bisa menyusul.

"Virus ini mungkin mengambil langkah pertama di perjalanannya, yang cukup panjang, menuju (virus) resistensi vaksin," kata ahli virologi struktural di Scripps Research di La Jolla, California, Andrew Ward.

Moore menjelaskan bahwa virus terkadang dapat menukar diri mereka sendiri dengan bagian baru dan terkadang bagian tersebut tidak 'patuh'.

Untuk mengujinya, para peneliti di Fred Hutchinson Cancer Senter di Seattle ini mengambil plasma penyintas Covid-19 untuk melihat apakah antibodi mereka dapat melawan E484K dan mutasi lainnya.

Meski sekarang fokus peneliti ada pada E484K, ilmuwan tetap mengawasi mutasi lain pada varian tersebut.

Menurut ilmuwan, langkah selanjutnya adalah menguji mutasi ini terhadap antibodi yang dibuat oleh vaksin. Inilah yang sedang dilakukan ilmuwan dan berharap dapat mengumumkan hasilnya beberapa minggu ke depan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI