Suara.com - Usai menjalani operasi, pasien akan diminta beristirahat demi mempercepat proses pemulihan tubuh. Demikian pula dengan pasien penyakit jantung usai mereka menjalani tindakan pembedahan.
Dikatakan dokter spesialis bedah toraks dan kardiovaskular dr. Achmad Faisal. Sp.BTKV., operasi jantung masuk dalam pembedahan berisiko tinggi.
Bahkan saat operasi berjalan mulus, pasien tetap harus menjalani perawatan di ruangan ICU usai pembedahan selesai.
"Pasien biasanya begitu H-1 atau H-2 (operasi), kita harap sudah dirawat untuk dilakukan pemeriksaan penunjang dari hasil lab. Kemudian setelah hari H, kita perawatan ICU. Kalau lancar-lancar saja, perawatan ICU selama 1-2 kali 24 jam," kata dokter Faisal dalam siaran radio langsung Kemenkes pada Senin (11/1/2021).
Baca Juga: Masih Melanggar Hari Pertama PPKM, Warga Beralasan Tak Pegang Surat Edaran
Selama di ruangan ICU, pasien akan dipantau seluruh fungsi organ tubuhnya, terutama jantung. Barulah, setelah dinyatakan kondisi pasien aman maka akan dipindahkan ke ruangan rawat inap biasa.
"Perawatan di ruangan biasa sekitar lima hari. Jadi total perawatan kita buat sekitar 5-10 hari. Rata-rata 7 hari. Itu buat yang kalau lancar-lancar saja," tuturnya.
Setelah dipastikan seliruh fungsi organ tubuh berjalan lancar, pasien jantung harus melakukan fisioterapi. Tujuannya untuk mempercepat pemulihan pasien. Meski memang pasien tidak akan langsung pulih 100 persen.
"Kita harapkan bisa aktivitas kembali walaupun belum 100 persen karena masih butuh waktu. Setelah satu minggu kita izinkan pasien istirahat di rumah sekitar 1-2 minggu," ujarnya.
Setelah pasien pulang fisioterapi tetap harus dilakukan melalui rawat jalan. "Sambil kita kontrol terus fungsi organnya, terutama jantung. Kalau semua sudah normal, pasien siap beraktivitas kembali," pungkasnya.
Baca Juga: PPKM Kota Batu, Operasi Gabungan Digelar Dua Kali Sehari