Walau Sudah Vaksin Massal, WHO: Herd Immunity Tak akan Terbentuk Tahun Ini

Rabu, 13 Januari 2021 | 12:44 WIB
Walau Sudah Vaksin Massal, WHO: Herd Immunity Tak akan Terbentuk Tahun Ini
Ilustrasi herd immunity. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para ilmuwan di Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa vaksinasi massal tidak akan membentuk kekebalan kawanan atau herd immunity terhadap virus corona Covid-19 tahun ini.

WHO menambahkan bahwa herd immunity juga tidak terbentuk meski salah satu produsen vaksin meningkatkan jumlah produksi mereka.

"Kita tidak akan mencapai tingkat kekebalan kawanan atau kekebalan populasi pada tahun 2021," tutur Soumya Swaminathan, kepala ilmuwan WHO, Senin (11/1/2021).

Ia menambahkan, melansir The Journal Ireland, bahwa perlu waktu untuk memproduksi dan memberikan dosis vaksin yang cukup agar penyebaran virus corona dapat diberantas.

Baca Juga: Brasil Selesai Uji Klinis Tahap Akhir Vaksin Sinovac, Ini Hasilnya

Oleh karenanya, Swaminathan menekankan pentingnya penerapan protokol kesehatan, yakni menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker, untuk mengendalikan pandemi. Bahkan, setelah vaksinasi.

Ilustrasi Herd Immunity. [Shutterstock]
Ilustrasi Herd Immunity. [Shutterstock]

Perusahaan Jerman BioNTech, produsen vaksin Covid-19 bersama Pfizer, mengatakan dapat menghasilkan jutaan dosis lebih banyak, meningkatkan perkiraan produksi dari 1,3 menjadi dua miliar.

Tetapi, perusahaan juga memperingatkan bahwa Covid-19 kemungkinan akan menjadi penyakit endemik, dan respons kekebalan dari vaksin dapat berkurang secara alami.

Hingga kini SARS-CoV-2 telah menginfeksi lebih dari 91 juta orang dan menyebabkan lebih dari 1,95 juta meninggal sejak satu tahun yang lalu, saat China mengonfirmasikan kematian pertama di pusat kota Wuhan.

China sudah bisa mengendalikan sebagian besar kasus, namun saat ini masih menangani sejumlah infeksi lokal.

Baca Juga: Agar Herd Immunity Terbentuk, Menkes Ajak Masyarakat Vaksinasi Covid-19

Lebih dari setengah juta orang masih lockdown di Beijing karena pemerintah masih memberlakukan tindakan ketat agar kasus tidak bertambah.

Berbeda dengan di Eropa, yang kasusnya justru semakin melonjak akibat adanya varian baru virus corona, terutama di Inggris.

Sementara itu Rusia mengonfirmasi kasus pertama dari mutasi virus corona asal Inggris, yang dinilai para ilmuwan lebih menular dari jenis sebelumnya.

Varian baru dari Inggris ini juga telah menyebar di Amerika Serikat, negara dengan kasus terbanyak di dunia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI