Muncul Varian Baru Virus Corona di Afrika Selatan, Simak 6 Faktanya

Rabu, 13 Januari 2021 | 09:55 WIB
Muncul Varian Baru Virus Corona di Afrika Selatan, Simak 6 Faktanya
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Shvet)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selain varian baru dari Inggris, varian virus corona baru yang ditemukan oleh para ilmuwan di Afrika Selatan juga mengkhawatirkan banyak orang. Varian Afrika Selatan ini memicu lonjakan infeksi di seluruh negeri dan meningkatkan kekhawatiran global.

Melansir dari Medicalxptress, berikut beberapa fakta mengenai varian Afrika Selatan yang dijuluki 501Y.V2, antara lain:

Kapan varian ditemukan?

Menteri Kesehatan Afrika Selatan Zweli Mkhize mengumumkan pada 18 Desember bahwa pemerintah telah memberi tahu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) PBB tentang varian baru.

Baca Juga: Usai Jokowi, Ini Jadwal Para Menteri Disuntik Vaksin Corona

Para ilmuwan yang dipimpin oleh Kwazulu-Natal Research Innovation and Sequencing Platform (KRISP) menemukan bahwa varian itu telah mendominasi sampel yang dikumpulkan selama dua bulan terakhir di Afrika Selatan.

Dari mana asalnya?

Dalam sebuah wawancara, ahli bioinformatika KRISP Houriiyah Tegally mengatakan varian itu mungkin berasal dari pasien yang mengalami gangguan kekebalan di mana sistem kekebalannya lebih sulit menekan infeksi.

"Virus bereplikasi lebih banyak pada pasien ini dan begitulah pelarian ke manusia lain, kasus seperti itu dapat terjadi," kata Tegally.

Peter Horby, profesor penyakit menular yang dari Universitas Oxford, juga menyatakan bahwa pasien yang mengalami imunosupresi bisa jadi sumber potensial untuk mutasi baru.

Baca Juga: Jokowi Divaksin Covid-19 Jam 10.00 WIB Ini, Jadi Orang Pertama Divaksin

Apa yang membuat variannya berbeda?

Varian 501Y.V2 memiliki sejumlah mutasi pada protein lonjakannya.

"Ini memungkinkan virus menginfeksi manusia dan juga menciptakan tanggapan kekebalan," kata Tegally.

"Akibatnya, tampaknya lebih mudah menular dan tampaknya mampu menghindari (antibodi) dengan lebih baik," imbuhnya.

Apakah lebih berbahaya?

Pada 31 Desember 2020, WHO mengatakan tidak melihat bukti jelas bahwa varian baru menyebabkan penyakit yang lebih parah atau kematian. Di sisi lain, karena lebih banyak orang yang terinfeksi oleh virus yang lebih mudah menular, maka mungkin akan lebih banyak risiko menjadi sakit parah.

"Peningkatan penularan pada akhirnya menghasilkan tingkat kejadian yang jauh lebih tinggi dan bahkan dengan kematian," kata Bruno Coignard, kepala penyakit menular di otoritas kesehatan Prancis.

Akankah vaksin bekerja melawannya?

Pembuat vaksin Jerman BioNTech pekan lalu mengatakan bahwa antibodi dari orang yang telah menerima suntikan itu secara efektif menetralkan virus dengan mutasi kunci yang ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan.

Menteri Kesehatan Afrika Selatan, Zweli Mkhize dinyatakan positif Covid-19.[Twitter]
Menteri Kesehatan Afrika Selatan, Zweli Mkhize dinyatakan positif Covid-19.[Twitter]

Haruskah negara lain khawatir?

Varian Afrika Selatan juga telah terdeteksi di Inggris, Finlandia, Prancis, dan Israel. Swiss, Denmark dan Inggris telah melarang pelancong masuk dari Afrika Selatan.

Tetapi Menteri Kesehatan Mkhize mengatakan bulan lalu bahwa tidak ada bukti varian Afrika Selatan lebih berbahaya daripada varian Inggris yang juga telah menyebar ke berbagai negara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI