Pentingnya Menjaga Pola Makan Sehat, Berpengaruh ke Mikroba di Usus Lho!

Selasa, 12 Januari 2021 | 07:40 WIB
Pentingnya Menjaga Pola Makan Sehat, Berpengaruh ke Mikroba di Usus Lho!
Ilustrasi kesehatan usus (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Memerhatikan pola makan memang sangat penting, terutama ketika makanan yang dikonsumsi berkaitan dengan mikroba di usus kita.

Sebuah studi berskala internasional melaporkan pola makan sehat dan nabati berkaitan dengan keberadaan dan kelimpahan mikroba usus tertentu, yang berhubungan dengan risiko obesitas, diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular yang lebih rendah.

Studi ini dinamai Personalised Responses to Dietary Composition Trial 1 (PREDICT 1), sebuah kolaborasi internasional untuk mempelajari hubungan antara pola makan, mikrobioma, dan biomarker kesehatan dardiometabolik.

"Mempelajari hubungan timbal balik antara mikrobioma, pola makan dan penyakit, melibatkan banyak variabel karena pola makan masyarakat cenderung dipersonalisasi dan dapat berubah seiring waktu," jelas penulis studi, Andrew T. Chan, MD, MPH, ahli gastroenterologi, kepala Unit Epidemiologi Klinis dan Terjemahan di RSU Massachusetts (MGH).

Baca Juga: Studi: Cairan dalam Vape Bisa Merusak Kesehatan Usus dan Picu Peradangan

Dalam studi metagenomik PREDICT 1, peneliti melibatkan 1.098 perserta di Inggris dan AS. Mereka mengumpulkan data urutan mikrobioma, informasi pola makan jangka panjang, dan hasil dari ratusan penanda darah kardiometabolik.

Ilustrasi kesehatan usus besar. (Shutterstock)
Ilustrasi kesehatan usus besar. (Shutterstock)

Medical Xpress melaporkan peneliti menemukan peserta yang makan makanan nabati sehat lebih mungkin memiliki mikroba usus spesifik yang lebih tinggi.

Misalnya, orang yang memiliki mikrobioma dengan spesies Prevotella copri dan Blastocystis tinggi dikaitkan dengan pertahanan tingkat gula darah yang baik setelah makan.

Sedangkan spesies lainnya dapat berkaitan dengan penurunan kadar lemak darah setela makanan dan menjadi biomarker peradangan.

Mereka juga menemukan adanya biomarker obesitas berdasarkan mikrobioma di usus serta penanda penyakit kardiovaskular dan gangguan toleransi glukosa.

Baca Juga: Studi: Sering Mengonsumsi Yogurt Bisa Menurunkan Risiko Kanker Usus Besar!

Peneliti percaya penemuan ini dapat digunakan untuk menentukan risiko penyakit kardiometabolik pada orang yang belum memiliki gejala, dan dijadikan pedoman dalam meresepkan pola makan jangka panjang demi meningkatkan kesehatan orang tersebut. Studi ini terbit dalam jurnal Nature Medicine pada Senin (11/1/2021).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI