Catat! Perubahan Jadwal Imunisasi dari IDAI untuk Tahun 2021

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 11 Januari 2021 | 19:41 WIB
Catat! Perubahan Jadwal Imunisasi dari IDAI untuk Tahun 2021
Dinas Kesehatan Banyuwangi bersama dengan UNICEF dan tim kesehatan FKM Unair Surabaya melakukan sweeping untuk imunisasi ORI difteri di pusat perbelanjaan dan pasar di Banyuwangi, Sabtu (22/12/2018). (Reza/Suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Imunisasi pada anak adalah hal yang sangat penting. Dengan imunisasi, akan membuat anak terhindar dari berbagai penyakit. Hal ini karena imunisasi akan membentuk sistem kekebalan pada tubuh anak.

Proses imunisasi ini dilakukan sejak usia 0 bulan sampai dengan 18 tahun. Berdasarkan keterangan Dokter Spesialis Anak, dr. S Tumpal Andreas C, M. Ked (Ped), Sp. A, imunisasi pada dasarnya yaitu memberi vaksin pada tubuh anak.

Pentingnya vaksinasi anak terhindari dari penyakit-penyakit menular seperti hepatitis, TBC, dan lain-lain.

Saat ini, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah merilis jadwal pembaruan mengenai imunisasi pada anak. Pembaruan jadwal ini merupakan revisi terkait waktu pelaksanaan vaksinasi yang sebelumnya dibuat pada 2017.

Baca Juga: Ketua Satgas Imunisasi: Vaksin Covid-19 Adalah Vaksin Mati, Jangan Takut

Banyak berbagai perubahan waktu proses imunisasi, seperti vaksin Hepatitis B pada 2017 untuk usia 18 bulan tidak diberikan. Namun, pada perbaharuan 2020, usia 18 bulan diberikan kembali.

Selain itu, di 2017 untuk suntik polio hanya dilakukan satu kali di usia enam bulan. Namun, pada perbaharuan 2020 suntik polio dilakukan dua kali di bawah usia satu tahun.

Imunisasi yang dilakukan kepada anak biasanya memberikan dampak atau efek samping kepada beberapa anak seperti demam atau kejang. Selain itu beberapa masyarakat juga mengatakan, terdapat beberapa imunisasi yang tidak memberikan efek demam.

Menurut dr Tumpal Andreas, semua vaksin yang masuk pada proses imunisasi akan memiliki efek samping. Yang membedakan demam atau tidak pada anak itu adalah bagaimana reaksi tubuh terhadap vaksin yang masuk.

Biasanya reaksi yang diberikan pada tubuh yaitu panas. Pada beberapa situasi juga dapat mengalami kejang. Oleh karena itu dapat diberikan obat penurun demam sehingga terhindar hal tersebut.

Baca Juga: Tahap Awal Ini, Sulut Terima 23 Ribu Dosis Vaksin Covid 19

"Itu karena reaksi tubuh anak karena semua vaksin yang ada punya efek samping. Oleh karena itu, dapat diberi obat penurun demam serta kompres dingin agar tidak terjadi bengkak," ucap Andreas pada siaran langsung bersama instagram @ayahbunda _, Senin (11/01/2021).

Berdasarkan keterangan Andreas masih banyak masyarakat yang belum memperhatikan betapa pentingnya proses imunisasi. Ia berharap, semoga masyarakat lebih memperhatikan waktu anak untuk imunisasi. Selain itu, diharapkan untuk orang tua agar tidak melakukan imunisasi yang hanya disubsidi pemerintah, tetapi juga imunisasi yang disediakan oleh dokter. Hal ini agar anak mendapat kesehatan secara maksimal.

"Lebih baik mengeluarkan biaya untuk vaksinasi dibanding untuk pengobatan jika sakit," ucapnya.

Andreas juga menambahkan, untuk saat ini belum ada informasi terkait vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak. Untuk itu, orang tua diharap untuk tidak menyebar hoax atau percaya informasi yang beredar.

Masalah proses vaksinasi Covid-19 nanti akan disampaikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia secara langsung. (Fajar Ramadhan)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI