Gangguan Makan Bikin Orang Sulit Bercermin, Apa Sebab?

Minggu, 10 Januari 2021 | 14:15 WIB
Gangguan Makan Bikin Orang Sulit Bercermin, Apa Sebab?
Ilustrasi dampak gangguan makan. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gangguan makan, seperti anoreksia dan bulimia, diperkirakan dialami oleh lebih dari 16 juta orang di seluruh dunia. Gangguan itu telah dianggap sebagai kondisi kesehatan mental yang serius. 

Karena dalam banyak kasus, asupan makanan tidak terkendali, berlebihan, sampai makan sebanyak-banyaknya, atau secara bertahap dikurangi menjadi jumlah yang lebih kecil dan lebih kecil untuk memungkinkan seseorang menurunkan berat badan.

Psikologi dari Universitas Liverpool John Moores dan Sofia Sacchetti, Valentina Cazzato, mengatakan bahwa kebanyakan orang dengan kelainan makan mengalami distorsi tubuh. Kondisi itu yang membuat orang dengan gangguan makan akan melihat dirinya di cermin berbeda dengan apa yang dilihat orang lain.

"Sangat sering, seseorang dengan kelainan makan akan menganggap tubuhnya terlalu gemuk atau terlalu tidak sempurna, meskipun mereka tampak kurus bagi orang lain," kata Valentina dikutip dari Channel News Asia.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Tingkatkan Kasus Gangguan Makan di Inggris

Ilustrasi orang bercermin. (Shutterstock)
Ilustrasi orang bercermin. (Shutterstock)

Penelitian juga menemukan bahwa orang yang terkena gangguan makan berjuang untuk memahami sinyal internal tubuhnya. Informasi tubuh seperti merasa lapar atau kenyang, atau apakah jantungnya berdetak dengan cepat, yang biasanya dirasakan oleh orang secara tidak sadar. Tetapi pada orang yang mengalami gangguan makan sinyal itu menjadi tumpul dan diabaikan.

Sebaliknya, ada kecenderungan untuk lebih fokus pada penampilan tubuh. Orang dengan gangguan makan akan sering melihat tubuhnya untuk memeriksa tanda-tanda kenaikan berat badan.

"Salah satu pendekatan pengobatan yang populer untuk orang dengan gangguan makan mencoba untuk secara langsung mengatasi gangguan citra tubuh. Terapi paparan cermin melibatkan pasien yang mengenakan pakaian terbuka di depan cermin. Mereka kemudian diminta untuk mendeskripsikan tubuhnya dengan cara yang netral dan tidak menghakimi, tujuannya adalah agar seiring waktu reaksi ini akan berkurang," papar Valentina.

Ia menambahkan, penelitian telah menunjukkan bahwa perawatan tersebut dapat mengurangi tekanan, pikiran negatif, dan ketidakpuasan tubuh. 

Penelitian terbaru yang dilakukan Valentina bersama timnya juga menunjukkan bahwa terapi sangat penting. Tetapi dalam beberapa kasus, terapi paparan cermin pada perempuan dengan gangguan makan juga dapat memperburuk beberapa gejala.

Baca Juga: Sejarah Cermin dan Mitos-Mitos yang Beredar di Baliknya

"Untuk penelitian kami, kami ingin mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana persepsi tubuh dipengaruhi ketika orang dengan gejala gangguan makan melihat bayangan cermin mereka," katanya.

Timnya kemudian merekrut perempuan sehat yang memiliki kekhawatiran tentang penampilan atau berat badan. Mereka diminta untuk melaporkan apakah bisa merasakan sentuhan yang sangat lemah yang terjadi saat perangkat kecil yang menempel di pipi mereka bergetar.

Para oerempuan tersebut melakukan tugas itu sambil melihat foto wajah mereka sendiri yang asli atau yang diacak, atau foto wajah wanita lain di layar komputer.

Saat yang sama, tim peneliti juga memantau gairah fisiologis dengan mencatat perubahan aktivitas listrik di permukaan kulit. Hal itu memungkinkan untuk memeriksa tingkat stres dan respons emosional para objek penelitian saat melihat foto-foto.

"Banyak penderita anoreksia memiliki kecenderungan untuk fokus pada satu bagian tubuh daripada melihat tubuh mereka secara keseluruhan. Kami menemukan bahwa wanita yang sangat mengkhawatirkan penampilan atau berat badan, lebih baik dalam mendeteksi sentuhan saat mereka diperlihatkan wajahnya sendiri. Tapi kami juga menemukan tingkat kesusahan mereka juga lebih besar," tuturnya.

Di sisi lain, perempuan dengan kekhawatiran rendah tentang berat badan atau penampilan lebih mampu mendeteksi sentuhan saat melihat wanita lain atau gambar yang diacak.

Para peneliti menyimpulkan, bercermin dapat membuat orang dengan gejala gangguan makan menjadi lebih tertekan dan lebih memperhatikan penampilan tubuh. 

"Ini tidak mengherankan karena kita tahu bahwa orang yang terkena gangguan makan cenderung lebih fokus pada penampilan tubuh mereka, seringkali mengabaikan sensasi tubuh internal mereka," ucap Valentina.

Sementara itu, perempuan dengan kekhawatiran rendah tentang penampilan mungkin lebih sulit mendeteksi sentuhan saat melihat wajah mereka sendiri. Ini karena meningkatkan kesadaran mereka akan sinyal tubuh internal. Kemudian mengaburkan kemampuan mereka untuk merasakan getaran.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI