Suara.com - Sebuah model baru yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Open Network menunjukkan bahwa lebih dari setengah dari total penularan Covid-19 berasal dari mereka yang tidak memiliki gejala atau asimptomatik. Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti dari sat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).
Melansir dari Huffpost, ada dua kelompok yang membingungkan penyebaran Covid-19 bagi para ahli. Pertama, kelompok pra-gejala di mana orang menyebarkan virus sebelum menunjukkan gejala. Kedua, kelompok orang mungkin tidak pernah mengembangkan gejala apapun tetapi tetap menularkan virus
Dalam penelitian baru tersebut menunjukkan bahwa kedua kelompok tampaknya memainkan peran kunci dalam penyebaran Covid-19. Sekitar 35 persen dari penyebaran tanpa gejala berasal dari orang-orang dalam kelompok pra-gejala. Sementara 24 persen berasal dari mereka yang tidak pernah mengalami gejala.
Hasil peneltiain menunjukkan bahwa pemeriksaan suhu di tempat umum kemungkinan besar tidak akan mendeteksi penyebar virus tanpa gejala atau pra-gejala. Oleh karena itu, para peneliti di balik studi baru ini menyerukan pengujian strategis terhadap orang yang tidak mengalami gejala.
Baca Juga: Artis Pakai Face Shield Tanpa Masker, Ketua Satgas IDI: Itu Berbahaya!
"Tes termasuk siapa saja yang terpapar orang yang terinfeksi Covid-19, serta pengujian luas untuk orang-orang yang berisiko lebih tinggi memaparkan pada orang lain," catat para peneliti.
Eili Klein, profesor di departemen pengobatan darurat dengan Universitas Johns Hopkins yang tak terlibat dalam penelitian menyatakan bahwa memeperkuat pelacakan kontak juga sangat diperlukan.
“Sangat sulit untuk mengetahui dengan pasti apa yang terjadi tanpa pelacakan kontak yang benar-benar baik,” kata Klein.
Studi baru ini juga dengan jelas memperkuat kebutuhan akan tindakan kesehatan masyarakat yang telah terbukti, seperti peggunaan masker secara universal, cuci tangan, dan lakukan jarak sosial.
Baca Juga: CEK FAKTA: Vaksin yang Akan Disuntikkan ke Jokowi Ternyata Berbeda?