Suara.com - Pengetatan lockdown dilakukan oleh Ukraina, menyusul semakin meningkatnya kasus COVID-19 di Eropa bagian timur.
Dilansir ANTARA, Ukraina pada Jumat (8/1) menutup sekolah, restoran, dan pusat kebugaran karena lockdown (karantina wilayah) kembali diberlakukan secara nasional.
Infeksi virus corona di Ukraina mulai meningkat lagi pada September tahun lalu dan tetap relatif tinggi.
Negara tersebut hingga 8 Januari telah mencatat lebih dari satu juta kasus virus corona dengan 19.588 kematian.
Baca Juga: Kapan Waktu Aman Berjumpa Penyintas Covid-19? Ini Jawaban Ketua Satgas IDI
Pemerintah memutuskan menerapkan lockdown untuk Januari pada awal Desember 2020, ketika Ukraina berada di puncak pandemi dan jumlah kasus baru mencapai sekitar 12.000 hingga 14.000 per hari.
Pembatasan-pembatasan baru, yang mencakup penutupan pusat hiburan dan larangan pertemuan massal, akan berlaku hingga 24 Januari.
Meskipun ada seruan agar karantina wilayah dilonggarkan dan bahkan dibatalkan, Presiden Volodymyr Zelenskiy dan Menteri Kesehatan Maksym Stepanov mengatakan pembatasan sangat dibutuhkan.
"Dengan memberlakukan karantina yang lebih ketat mulai besok, kita akan menghindari lonjakan pasien COVID-19 dan flu musiman biasa," kata Stepanov, menurut sebuah pernyataan Kamis (7/1).
"Jadi, kami akan mengurangi beban kerja di rumah sakit, karena institusi yang sama merawat pasien dengan masing-masing penyakit ini."
Baca Juga: Masuk Dalam 3 Parameter, PTKM di Kabupaten Sleman Dinilai Tepat
Pemerintah mengatakan pemberlakuan pembatasan sekarang dapat membantu menghindari perlunya karantina lebih ketat di kemudian hari --yang bisa menyebabkan kerusakan lebih besar pada ekonomi.
Ekonomi Ukraina diperkirakan menyusut sekitar lima persen pada 2020, terseret ke dalam resesi akibat pandemi virus corona dan karantina yang ketat pada bulan Maret.