Ukuran Penis Memengaruhi Kepuasan Seksual? Ini Hanya Mitos!

Jum'at, 08 Januari 2021 | 22:08 WIB
Ukuran Penis Memengaruhi Kepuasan Seksual? Ini Hanya Mitos!
Ilustrasi penis / Mr P lelaki. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Stereotip yang berkembang di masyarakat terkadang dapat menutupi fakta kesehatan seksual sebenarnya. Jika banyak orang percaya, stereotip tersebut tentu bisa berdampak buruk.

Pada laki-laki, misalnya. Banyak dari mereka mengira ukuran penis memengaruhi seberapa baik performa di ranjang, atau ejakulasi dini tidak dapat disembuhkan. Nyatanya, kedua hal itu pernyataan yang tidak benar.

Selain kedua hal itu, berikut beberapa mitos lain tentang kesehatan seksual pria, melansir laman Insider:

1. Mitos: ukuran penis memengaruhi kepuasan seksual

Baca Juga: Penting bagi Kesehatan Seksual Pria, 6 Cara Meningkatkan Hormon Testosteron

Ahli urologi di Orlando, Florida, Jamin Brahmbhatt, mengatakan bahwa panjang dan tebal penis seseorang bukanlah penentu seberapa puas secara seksual mereka dan pasangannya.

"Kebanyakan pria baik-baik saja dalam hal ukuran dan ketebalan. Tetapi ketika mereka membandingkan diri sendiri dengan film dewasa, mereka mungkin mulai merasa tidak aman," kata Brahmbhatt.

Brahmbhatt mengingatkan bahwa selama pria itu sehat seharusnya tidak akan mengurangi tingkat kepuasan seksual hanya karena ukuran organ intim.

Ilustrasi seks, bercinta. (Shutterstock)
Ilustrasi bercinta. (Shutterstock)

2. Mitos: testis biru bisa mematikan

Memang menakutkan melihat testis membiru, merasakan sakit, dan ketidaknyamanan pada bagian tersebut.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Berdampak Pada Kesehatan Seksual Perempuan, Seperti Apa?

Namun, kondisi yang bisa menjadi indikasi hipertensi epididimis tidak mengancam jiwa atau berisiko mengalami kerusakan permanen.

"Hipertensi epididimis terjadi ketika seseorang memiliki kelebihan darah di testis akibat gelombang ereksi yang tidak diikuti ejakulasi," tutur Brahmbatt.

Biasanya, ketika seorang pria terangsang, darah mengalir ke penis dan testikel, dan menyebabkan ereksi. Jika pria mengalami ejakulasi, darah kembali ke tingkat normal. Tetapi jika tidak, testis dapat membiru.

Ilustrasi bercinta (Shutterstock)

3. Mitos: pria tidak pernah berpura-pura orgasme

Ketika pria mencapai klimaks, tandanya adalah ejakulasi. Tapi bukan berarti pria tidak bisa berpura-pura orgasme.

"Pria bisa memalsukan apa yang terlihat dan suara orgasme. Satu-satunya masalah adalah mungkin tidak terlihat ejakulasi. Saat itu mereka mungkin akan menyalahkan obat atau masalah medis," kata Brahmbatt.

4. Mitos: pria harus berejakulasi agar puas atau mengalami kenikmatan seksual

Menurut Brahmbatt, kebutuhan untuk berejakulasi saat berhubungan seks tergantung pada preferensi pribadi.

"Saya pernah bertemu pria yang puas tanpa memiliki tanda klasik dari seks, yaitu ejakulasi," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI