Studi: Corona Mungkin Bertahan Lebih Lama di Wuhan, Masih Banyak OTG

Jum'at, 08 Januari 2021 | 13:33 WIB
Studi: Corona Mungkin Bertahan Lebih Lama di Wuhan, Masih Banyak OTG
Ilustrasi virus corona. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kota Wuhan menjadi tempat pertama dilaporkannya Covid-19 pada Desember 2020. Sejak Mei 2020, Wuhan disebut telah mengendalikan virus dan telah bangkit dari pandemi. Namun sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa virus corona nyatanya belum sepenuhnya hilang dari kota tersebut.

Melansir dari Medicalxpress, para peneliti yang melaporkan studi mereka di PLOS Neglected Tropical Diseases telah menguji antibodi SARS-CoV-2 pada lebih dari 60.000 orang sehat di China.

Mereka menyimpulkan bahwa ribuan penduduk Wuhan terinfeksi kasus Covid-19 tanpa gejala atau orang tanpa gejala (OTG) setelah pemerintah meyakini bahwa infeksi telah terkendali di Tiongkok.

Tes antibodi cepat digunakan untuk mendiagnosis infeksi saat ini dan di masa lalu dengan virus SARS-CoV-2, virus corona yang menyebabkan Covid-19. Antibodi IgG positif menunjukkan adanya infeksi sebelumnya, sedangkan antibodi IgM berarti infeksi saat ini atau baru-baru ini.

Baca Juga: Kabar Gembira, Vaksin Covid-19 Pfizer Berpotensi Cegah Varian Baru Corona

Deteksi kedua jenis antibodi dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang jumlah infeksi tanpa gejala dalam suatu populasi dari waktu ke waktu. Di Wuhan, jumlah kasus Covid-19 memuncak pada Februari 2020 dan kota tersebut pada awalnya dinyatakan bebas penyakit pada akhir April.

Dalam penelitian baru ini, Xue-jie Yu dari Universitas Wuhan, China, dan rekannya mempelajari prevalensi antibodi IgG dan IgM dalam sampel darah yang dikumpulkan antara 6 Maret hingga 3 Mei 2020, dari 63.107 orang di China. Semua orang yang diuji dalam keadaan sehat dan menjalani pemeriksaan sebelum kembali bekerja.

Ilustrasi penularan virus corona. [Shutterstock]
Ilustrasi penularan virus corona. [Shutterstock]

Konsisten dengan sejumlah besar kasus yang terjadi di Wuhan, persentase orang dengan antibodi SARS-CoV-2 positif, sekitar 1,68 persen secara signifikan lebih tinggi daripada di wilayah lain China, di mana positif antibodi rata-rata 0,38 persen.

Selain itu, menurut tingkat IgM positif 0,46 persen di Wuhan, para peneliti memperkirakan bahwa ribuan orang di Wuhan terinfeksi tanpa gejala antara Maret hingga Mei 2020. Namun pada waktu tersebut, tidak ada kasus Covid-19 yang dilaporkan secara klinis di Wuhan.

"Kami menyimpulkan bahwa sejumlah besar pembawa SARS-CoV-2 tanpa gejala ada setelah eliminasi kasus klinis Covid-19 di Kota Wuhan," kata para peneliti.

Baca Juga: Warga Sudah Jenuh dengan COVID-19 Berkepanjangan, Hingga Langgar Prokes

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI