Vaksin Covid-19 Pfizer Jadi Penyebab Seorang Dokter AS Meninggal Dunia?

Kamis, 07 Januari 2021 | 17:55 WIB
Vaksin Covid-19 Pfizer Jadi Penyebab Seorang Dokter AS Meninggal Dunia?
Ilustrasi Vaksin Covid-19 [AFP/Norberto Duarte]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang dokter asal Florida, Gregory Michael, meninggal beberapa minggu setelah menerima vaksin Covid-19. Namun, hingga kini belum dipastikan apakah vaksin adalah penyebab kematiannya.

Melansir USA Today, dokter berusia 56 tahun tersebut merupakan seorang obgyn di Mount Sinai Medical Center, Miami.

Sang dokter meninggal setelah mengalami stroke hemoragik akibat kekurangan trombosit.

Departemen Kesehatan Florida mengatakan bahwa pemeriksa medis Miami sedang menyelidiki kematiannya,.

Baca Juga: CDC: Satu dari 100 Ribu Penerima Vaksin Pfizer Alami Reaksi Alergi Parah

"Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan BPOM AS (AS) bertanggung jawab untuk meninjau data keamanan vaksin Covid-19," kata direktur komunikasi Jason Mahon.

Ilustrasi vaksin Covid-19. (Elements Envato)
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Elements Envato)

Ia juga mengatakan bahwa mereka akan terus memberikan informasi yang tersedia kepada CDC untuk penyelidikan.

Di sisi lain, CDC mengonfirmasi bahwa ia menerima laporan kematian tersebut.

"Kami mendapat laporan kematian di Florida, seseorang yang menerima vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19 sekitar dua minggu sebelum meninggal," kata juru bicara CDC pada Rabu (6/1/2021), dilansir CNN.

Michael diketahui mendapat vaksin sekitar tanggal 19 Desember 2020 dan meninggal pada 4 Januari 2021.

Baca Juga: Rekomendasi WHO: Jeda Dua Dosis Vaksin Covid-19 Pfizer Adalah 21-28 Hari

Direktur operasi di kantor pemeriksa medis Miami, Darren Caprara, mengatakan bahwa pihak Pfizer juga sedang menyelidiki.

Ilustrasi vaksin Covid-19. (Elements Envato)
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Elements Envato)

Menurut Pfizer dalam pernyataannya, kasus klinis seperti trombositopenia parah, kondisi yang menurunkan kemampuan tubuh untuk membekukan darah dan menghentikan pendarahan internal, sangat tidak biasa terjadi.

"Kami secara aktif menyelidiki kasus ini, tetapi saat ini kami tidak yakin bahwa ada hubungan langsung dengan vaksin tersebut," kata perusahaan itu dalam pernyataan.

Pejabat CDC mengatakan bahwa pihaknya belum melihat adanya dampak parah mengkhawatirkan di luar kasus alergi pada 29 penerima vaksin.

"Manfaat yang diketahui dan potensial dari vaksin Covid-19 saat ini lebih besar daripada risiko yang diketahui dan potensial," jelas direktur Pusat Nasional untuk Imunisasi dan Penyakit Pernapasan CDC, Nancy Messonnier.

Messonnier mengatakan bahwa hal itu bukan berarti CDC tidak dapat melihat potensi kejadian kesehatan serius di masa depan.

"CDC akan mengevaluasi situasi saat lebih banyak informasi tersedia dan memberikan pembaruan tepat waktu tentang apa yang diketahui dan tindakan yang diperlukan," sambung pernyataan CDC.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI