CDC: Satu dari 100 Ribu Penerima Vaksin Pfizer Alami Reaksi Alergi Parah

Kamis, 07 Januari 2021 | 14:49 WIB
CDC: Satu dari 100 Ribu Penerima Vaksin Pfizer Alami Reaksi Alergi Parah
Ilustrasi vaksin Covid-19. [Pixabay/Pete Linforth]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Satu dari seratus ribu orang yang menerima vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19 mengalami reaksi alergi yang parah atau anafilaksis. Hal ini dinyatakan oleh pejabat kesehatan Amerika Serikat pada Rabu (6/1/2021).

Melansir dari Medical Xpress, data tersebut berasal dari laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat yang mendokumentasikan 21 kasus anafilaksis setelah pemberian 1.893.360 suntikan dari 14 Desember hingga 23 Desember.

"Ini rata-rata mencapai tingkat 11,1 kasus anafilaksis per satu juta dosis yang diberikan," kata pejabat senior CDC, Nancy Messonnier.

Sebagai perbandingan, vaksin flu menyebabkan sekitar 1,3 kasus anafilaksis per juta dosis yang diberikan, sehingga tingkat anafilaksis untuk vaksin Pfizer kira-kira sepuluh kali lebih besar.

Baca Juga: Gus Sahal ke Ma'ruf Amin: Dulukan Nyawa Daripada Sertifikasi Halal Vaksin

Messonnier menambahkan bahwa kasus anafilaksis masih sangat jarang dan pemberian vaksin masih sangat diperlukan dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Ilustrasi vaksin Covid-19. (Elements Envato)
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Elements Envato)

"Proposisi nilai yang baik bagi seseorang untuk mendapatkan vaksinasi adalah risiko mereka dari Covid-19 dan hasil buruk dari Covid-19," kata Messonnier.

"Untungnya, kami tahu bagaimana menangani anafilaksis dan kami telah menetapkan ketentuan untuk memastikan bahwa di tempat vaksinasi, orang yang memberikan vaksin siap untuk mengobati anafilaksis," imbuhnya.

Pada 21 kasus terjadi pada penerima berusia antara 27 sampai 60 tahun, dengan usia rata-rata 40 tahun. Semua pasien, kecuali dua orang diobati dengan epinefrin.

Sebanyak 19 kasus (90 persen) terjadi pada wanita dan median waktu timbulnya gejala adalah 13 menit, tetapi berkisar antara dua sampai 150 menit. Empat (19 persen) pasien dirawat di rumah sakit, termasuk tiga di perawatan intensif dan 17 (81 persen) dirawat di unit gawat darurat. Semua kecuali satu diketahui telah dipulangkan ke rumah dan tidak ada kematian akibat reaksi alergi.

Baca Juga: Geger Dokter Sarankan Suntik Vaksin COVID-19 di Penis, Ini Fakta Lengkapnya

Gejala reaksi alergi parah berupa ruam, sensasi tenggorokan tertutup, lidah bengkak, gatal-gatal, sulit bernapas, suara serak, bibir bengkak, mual, dan batuk kering terus-menerus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI