Suara.com - Testis yang gatal sesekali mungkin tidak pernah dipermasalahkan lelaki. Namun, jika kondisinya tak kunjung hilang dan makin memburuk, maka hal itu perlu mencurigai.
Ada sejumlah alasan testis terasa gatal lebih sering daripada yang seharusnya. Melansir The Sun, berikut penjelasannya:
1. Jock itch
Penyakit yang disebut sebagai tinea cruris merupakan infeksi jamur yang sering terjadi di area tubuh yang lembap dan hangat, seperti di lipatan kulit.
Baca Juga: Sama-sama Penyakit Seksual Menular, Ini Perbedaan Kutil Kelamin dan Herpes
Umumnya memengaruhi kulit di bagian paha dalam, sekitar kelamin, dan bokong. Tapi, infeksi ini juga dapat menyebabkan testis gatal.
2. Intertrigo
Intertrigo merupakan ruam yang umumnya berkembang di lipatan kulit. Gejalanya berupa ruam berwarna merah atau cokelat, gatal, mengeluarkan cairan, dan kulit berkerak.
Selain itu, kondisi ini juga dapat mengeluarkan bau yang tidak sedap.
Penyakit ini paling sering terjadi di antara jari kaki dan jari tangan, ketiak, paha bagian dalam, selangkangan dan skrotum, lipatan leher dan bokong.
Baca Juga: Serupa Tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Penyakit Kutil Kelamin dan Herpes
3. Lecet akibat gesekan
Lecet dapat terjadi di bagian tubuh mana saja. Namun, bagian paha, selangkangan, ketiak, dan, bahkan, puting, sangat rentan.
Apabila testis sering bergesekan dengan pakaian dalam, besar kemungkinan hal itu akan menyebabkan lecet.
4. Dermatitis kontak
Dermatitis kontak adalah jenis eksim yang dipicu oleh kontak dengan zat tertentu. Ini menyebabkan kulit menjadi merah, melepugh, kering, dan pecah-pecah.
Reaksi ini biasanya terjadi dalam beberapa jam atau hari setelah terpapar iritan atau alergen.
Jadi, jika testis mulai gatal setelah menggunakan detergen atau sabun baru, mungkin dermatitik kontak penyebab gatalnya.
5. Herpes
Herpes masuk dalam kategori infeksi menular seksual yang disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV). Gejalanya yang muncul adalah lepuh gatal menyakitkan di alat kelamin dan area sekitarnya, termasuk testis.
Ini adalah kondisi kronis, dan virus tetap ada di tubuh selama sisa hidup penderita. Virusnya pun dapat aktif kembali. HSV menular dan dapat ditularkan melalui hubungan seks tanpa kondom.