Suara.com - Para ilmuwan menemukan bahwa efek asupan garam berlebih dapat menekan kinerja hormon yang memengaruhi sistem imun tubuh. Hal ini karena asuan garam berlebih dapat memicu penumpukan zat sisa buangan tubuh (urea) di ginjal. Dan kondisi ini dapat menekan kemampuan sel darah putih untuk memerangi infeksi bakteri.
Selama ini, asupan garam yang berlebih kerap dikaitkan dengan risiko penyakit, terutama hipertensi. Tapi sebenarnya tak hanya itu, berbagai penyakit degeneratif pun akan meningkat risikonya jika asupan garam Anda berlebihan, seperti stroke hingga gagal jantung
Dan sebaliknya, kekurangan asupan garam pun bukannya tak ada efek sama sekali. Anda bisa mengalami gangguan fungsi otot dan saraf hingga gangguan kontrol gula darah jika kekurangan asupan garam.
Itu sebabnya, sangatlah penting untuk menjaga asupan garam setiap hari, terlebih di masa pandemi ini, ketika asupan garam berlebih dikaitkan dengan gangguan imunitas tubuh.
Baca Juga: Viral Video Pria Mukbang Garam Tanpa Merasa Keasinan, Publik: Ngilu
Lalu, bagaimana cara membatasi asupan garam? Pakar kesehatan sekaligus Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia Profesor Hardinsyah mengatakan ada beberapa cara untuk mengendalikan asupan garam yang sesuai dengan kebiasaan atau pola konsumsi masyarakat Indonesia.
"Tak bisa dipungkiri, kebiasaan masyarakat Indonesia dalam membuat masakan memang banyak menggunakan bumbu dan rempah yang memiliki cita rasa tinggi, sedangkan dalam berbagai bumbu dan rempah itu juga sudah cukup banyak terkandung natrium. Nah, cara yang sesuai jika masakan kita sudah banyak menggunakan berbagai bumbu rempah adalah dengan hanya menambahkan garam dapur dalam jumlah yang sedikit sekali," kata Prof Hardinsyah dalam siaran pers, seperti dikutip dari Antara.
Untuk diet rendah garam, mengganti garam dengan bumbu umami seperti MSG bisa dijadikan solusi.
"Banyak penelitian di luar negeri, seperti di Jepang, menunjukkan bahwa penggunaan MSG bisa menjadi strategi diet rendah garam. Sebab, kandungan natrium dalam MSG hanya sepertiga dari kandungan natrium pada garam dapur biasa," kata dia.
Dalam webinar bertajuk "Keamanan dan Manfaat Kesehatan Bumbu dan Penguat Rasa, Serta Strategi Pengendalian Asupan Garam Guna Mewujudkan Hidup Sehat" beberapa waktu lalu, Profesor Hardinsyah mengatakan bahwa MSG aman dikonsumsi karena asam glutamat dalam MSG sama dengan asam glutamat yang ditemukan secara alami.
Baca Juga: 6 Manfaat Bersepeda yang Baik untuk Kesehatan Fisik dan Mental
Bahkan menurut JECFA (Joint Expert Committe on Food Additive) WHO/FAO, nilai ADI (Acceptable Daily Intake) untuk MSG tidak dinyatakan (not specified). Sementara, berdasarkan Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 tentang Bahan Tambahan Pangan, penggunaan MSG di Indonesia diijinkan dengan batas maksimum penggunaan “secukupnya”.