Suara.com - Pemerintah Filipina tengah mengkaji metode ts Covid-19 menggunakan air liur untuk menggantikan tes PCR yang mahal.
Dilansir Anadolu Agency, kajian tentang metode tes baru ini digagas oleh Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
"Baru-baru ini telah berkembang bukti tentang potensi air liur sebagai spesimen alternatif untuk pengujian Covid-19 dan Departemen Kesehatan mengakui potensi penggunaan air liur sebagai spesimen untuk deteksi SARS-CoV-2 melalui tes PCR," tulis Departemen Kesehatan dalam rilisnya.
Menurut Departemen Kesehatan, hasil dari kedua studi tersebut akan dinilai Covid-19 Laboratory Expert Panel CLEP dan Dewan Pengkajian Teknologi Kesehatan.
Baca Juga: Geger Pramugari Ditemukan Tewas saat Tahun Baru, Diduga Diperkosa 11 Pria
Dewan kemudian akan mengeluarkan rekomendasi yang akan membantu departemen Kesehatan mengembangkan kebijakan berbasis bukti tentang penggunaan air liur sebagai spesimen alternatif untuk tes Covid-19.
Sebelumnya, Presiden Rodrigo Duterte pada Senin malam mengaku terbuka atas penggunaan tes berbasis air liur untuk Covid-19 yang akurasinya di AS dapat mencapai 99 persen.
Duterte mengatakan uji berbasis air liur akan menjadi alternatif menggantikan tes PCR yang lebih mahal.
"Jenis tes baru melalui air liur 99 persen efektif. Kalau begitu kita gunakan," kata Duterte.
Sebelumnya, wacana penggunaan air liur untuk tes Covid-19 juga tengah diteliti oleh Inggris.
Baca Juga: Selain Gejala, Anda Perlu Lakukan Tes Covid-19 Jika Alami 3 Kondisi Ini
Perusahaan Vatic di Inggris telah mengembangkan tes air liur yang berfungsi mendeteksi virus corona Covid-19 dalam 15 menit. Tes yang mengambil sampel air liur untuk deteksi virus corona Covid-19 ini disebut akan lebih nyaman bagi pengguna.
Tes virus corona Covid-19 yang dikembangkan Vatic ini hanya menggunakan kapas yang berfungsi mengumpulkan air liur dari sisi pipi, bukan dari atas hidung.
Kepala eksekutif Alex Sheppard mengatakan tes virus corona melalui air liur ini membuatnya sangat berbeda dengan metode tes lainnya yang sudah berjalan sejauh ini.
Sebuah studi in-house yang telah melakukan percobaan menggunakan 200 alat tes air liur ini tidak menunjukkan hasil positif virus corona Covid-19 yang palsu.
Meski begitu, alat tes virus corona melalui air liur ini masih membutuhkan persetujuan regulasi dan harus menjalani uji klinis pada tahun depan.
"Ini adalah produk yang ditemukan, dirancang dan diproduksi di Inggris," jelas Mr Sheppard dikutip dari The Sun.