Peneliti Ungkap Kelompok Paling Rentan Tertular Varian Baru Virus Corona

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Rabu, 06 Januari 2021 | 16:55 WIB
Peneliti Ungkap Kelompok Paling Rentan Tertular Varian Baru Virus Corona
Penampakan virus corona. [Dailymail/@Lorenzo Catalino]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Varian baru virus corona kini terus menyebar ke berbagai negara. Virus dengan varian B.1.1.7 yang paling baru diidentifikasi di New York pada pria yang tidak memiliki riwayat perjalanan baru-baru ini.

Varian tersebut dikatakan lebih menular meskipun hingga saat ini, belum dianggap lebih mematikan atau resisten terhadap vaksin dan pengobatan.

Namun, sebuah studi baru menunjukkan siapa yang paling berisiko tertular B.1.1.7: Mereka yang berusia di bawah 20 tahun.

Dilansir dari New York Post, studi tersebut, yang dilakukan oleh para peneliti di Imperial College London dan lainnya dan belum ditinjau oleh sejawat, menemukan bahwa mereka yang berusia di bawah 20 tahun lebih cenderung membuat persentase kasus B.1.1.7 yang lebih tinggi atau lebih dari itu yang diidentifikasikan dalam studi sebagai "Variant of Concern" atau VOC.

Baca Juga: Sedih Disebut Positif Covid-19, Kalina Oktarani Beberkan Faktanya

Penampakan Virus Corona baru atau COVID-19 [NIAID flickr].
Penampakan Virus Corona baru atau COVID-19 [NIAID flickr].

Data yang tersedia menunjukkan "pergeseran komposisi usia dari kasus yang dilaporkan, dengan bagian yang lebih besar di bawah usia 20 tahun di antara VOC yang dilaporkan daripada kasus non-VOC," menurut penelitian.

Namun, para peneliti mengatakan bahwa terlalu dini untuk menentukan mekanisme di balik perubahan ini. Mereka mencatat bahwa hal itu bisa saja dipengaruhi, sebagian, oleh varian yang menyebar bertepatan dengan periode di mana penguncian diberlakukan tetapi sekolah dibuka.

“Penelitian lebih lanjut sedang berlangsung pada sifat spesifik dari setiap perubahan dalam bagaimana virus mempengaruhi kelompok usia ini,” demikian bunyi siaran persnya.

Tidak seperti COVID-19, B.1.1.7 lebih mungkin menginfeksi anak-anak, menurut penelitian tersebut. Kekhawatiran itu juga diungkapkan oleh Profesor Neil Ferguson, seorang ilmuwan di Imperial College London dan seorang penulis studi, pada bulan Desember.

Saat itu, Ferguson memperingatkan bahwa analisis awal mengisyaratkan bahwa varia baru tersebut memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk menginfeksi anak-anak".

Baca Juga: Tunjukkan Hasil Swab, Vicky Prasetyo Klaim Kalina Oktarani Negatif Covid-19

"Jika itu benar, maka ini mungkin menjelaskan proporsi yang signifikan, bahkan mungkin sebagian besar, dari peningkatan penularan yang terlihat," tambahnya, menurut BBC.

Studi Imperial College London juga memperkirakan jumlah reproduksi (R0) varian baru antara 1,4 dan 1,8.

"Analisis ini, yang telah menginformasikan perencanaan pemerintah Inggris dalam beberapa pekan terakhir, menunjukkan bahwa varian baru yang menjadi perhatian, B.1.1.7, memiliki transmisi yang jauh lebih tinggi daripada virus SARS-CoV-2 sebelumnya yang beredar di Inggris," kata Ferguson dalam sebuah pernyataan.

"Ini akan membuat kontrol lebih sulit dan semakin menekankan pentingnya meluncurkan vaksinasi secepat mungkin."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI