Beda dengan Lemak Putih, Lemak Cokelat Justru Melindungi dari Sakit Kronis

Selasa, 05 Januari 2021 | 17:00 WIB
Beda dengan Lemak Putih, Lemak Cokelat Justru Melindungi dari Sakit Kronis
Ilustrasi lemak pada pinggang. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lemak merupakan bagian dari tubuh yang tersebar di hampir seluruh bagian. Tidak semua lemak buruk untuk kesehatan, seperti brown fat atau lemak cokelat.

Seperti namanya, brown fat adalah jaringan lemak berwarna kecoklatan. Semakin bertambahnya usia, kadar lemak cokelat semakin berkurang.

Berbeda dengan lemak putih yang menyimpan kalori, lemak cokelat justru akan membakarnya menjadi energi, lapor Medical Xpress.

Sebuah studi baru yang terbit di Nature Medicine menunjukkan masih ada manfaat 'tersembunyi' dari jenis lemak satu ini, yaitu mengurangi risiko penyakit kronis.

Baca Juga: Kalina Oktarini Sakit Tipes, Kenali Gejala dan Faktor Risiko Penyakit Ini!

Studi yang dilakukan terhadap 52 ribu orang membuktikan orang yang memiliki lemak cokelat lebih kecil kemungkinannya untuk menderita masalah jantung dan metabolisme, seperti diabetes tipe 2 hingga penyakit arteri koroner.

Selain itu, studi juga mengungkapkan tiga kondisi lain yang risikonya rendah pada orang dengan lemak cokelat, yaitu hipertensi, gagal jantung kongestif, serta penyakit arteri koroner.

Ilustrasi perempuan menjalani treatment membuang lemak di perut (Shutterstock)
Ilustrasi lemak di perut (Shutterstock)

Penelitian besar ini menegaskan dan memperluas manfaat kesehatan dari lemak cokelat. Penemuan lain yang mengejutkan adalah bahwa lemak coklat dapat mengurangi efek negatif dari obesitas.

Peneliti menemukan pada orang gemuk yang memiliki lemak cokelat, prevalensi kondisi ini serupa dengan orang yang tidak obesitas.

"Sepertinya mereka terlindungi dari efek berbahaya lemak putih," kata Paul Cohen, asisten profesor dan dokter senior di Rumah Sakit Universitas Rockefeller.

Baca Juga: Ragam Penyebab Hingga Gejala Penyakit Asma, Benar Cuma Sesak Napas?

"Untuk pertama kalinya, ini mengungkapkan adanya hubungan dengan risiko kondisi tertentu yang lebih rendah," sambungnya. Menurutnya, temuan ini membuat peneliti lebih yakin tentang potensi terapeutik dengan menargetkan lemak cokelat.

Meski begitu, mekanisme sebenarnya dari kontribusi lemak cokelat terhadap kesehatan masih belum jelas. Namun ada beberapa petunjuk.

Misalnya, sel lemak cokelat membutuhkan glukosa untuk membakar kalori, yang kemungkinan menurunkan kadar glukosa dalam darah. Peran lemak cokelat lebih misterius dalam kondisi seperti hipertensi, yang terkait erat dengan sistem hormonal.

"Kami sedang mempertimbangkan kemungkinan bahwa jaringan lemak coklat melakukan lebih dari sekedar membakar kalori, dan mungkin benar-benar mendukung dalam persinyalan hormonal ke organ lain," jelas Cohen.

Tim peneliti berencana mempelajari lebih lanjut biologi lemak cokelat, termasuk dengan mencari varian genetik yang mungkin menjelaskan mengapa beberapa orang memiliki kadar lemak cokelat lebih banyak daripada yang lain.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI