Suara.com - Varian baru virus corona Covid-19 pertama kali diidentifikasi di Kent, Inggris pada awal Desember 2020. Para ahli sempat meyakini varian baru ini meningkatkan penularan virus corona.
Kemudian, Afrika Selatan diisolasi minggu lalu setelah Presiden Cyril Ramaphosa mengatakan varian baru virus corona yang dikenal sebagai 501.V2 memicu gelombang pertama.
Pada 23 Desember 2020, Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock mengonfirmasi dua kasus virus corona Afrika Selatan telah diidentifikasi di Inggris.
Kedua varian baru virus corona itu telah naik ke atas keefektifan vaksin Oxford dan Pfizer. Tetapi, Sir John Bell, profesor kedokteran regius di Universitas Oxford, yang mengatakan varian baru virus corona dari Afrika itu tidak mungkin mematikan efek vaksin.
Baca Juga: Kenali dan Antisipasi Diri dari Varian Baru Virus Corona
Sir John Bell mengungkapkan bahwa tim Universitas Oxford masih menilai vaksin virus corona sekarang ini bisa mengatasi varian baru atau tidak.
"Saya pikir mutasi virus corona ini tidak mungkin akan mematikan efek vaksin sekarang ini," jelas Sir John Bell dikutip dari Express.
Ia juga menambahkan bahwa membuat vaksin virus corona Covid-19 mungkin perlu satu bulan atau enam minggu. Jadi, semua orang harus tetap tenang dan akan baik-baik saja.
Meski begitu, Sir John mengatakan bahwa masalah sekarang ini bukan hanya dua varian baru virus corona, tetapi ada banyak jenis lainnya.
Sir John juga mengungkapkan bahwa dirinya justru lebih prihatin tentang strain virus corona Afrika Selatan daripada Inggris dengan margin tertentu. Ia menjelaskan bahwa strain virus corona itu telah bermutasi di bagian virus yang memungkinkan antibodi menempel pada sel tubuh.
Baca Juga: Mau Disuntik ke Warga, Vaksin COVID-19 Sinovac Belum Diizinkan BPOM
Sedangkan, varian baru virus corona yang ditemukan di Inggris memiliki transmisi yang jauh lebih tinggi daripada varian lain. Bahkan sebagian besar varian baru virus corona memengaruhi mereka yang berusia di bawah 20 tahun.
Varian baru virus corona ini telah ditemukan untuk meningkatkan reproduksi atau angka R antara 0,4 dan 0,7. Jika angkanya di atas 1.0 itu berarti setiap orang yang terkena virus corona akan menularkannya ke lebih dari satu orang lainnya.
Nomor R terbaru Inggris diperkirakan antara 1,1 dan 1,3. Hancock mengaku khawatir tentang varian baru virus corona Afrika Selatan yang telah terdeteksi di Inggris dan mendesak negara itu untuk terus mengawasinya.
Varian baru virus corona Afrika Selatan dianggap lebih bisa ditularkan daripada yang ada di Inggris. Penerbangan ke Inggris dari Afrika Selatan pun sedang dilarang untuk menghentikan penyebarannya.
"Kekhawatiran saya adalah kalau transmisi itu nampaknya lebih mudah daripada varian baru virus corona yang dilihat di Inggris," kata Hancock.