Suara.com - Beberapa hari lalu beredar informasi salah mengenai vaksin Covid-19 buatan Sinovac dari China, CoronaVac. Klaim palsu tersebut mengatakan bahwa CoronaVac mengandung bahan yang berbahaya.
Bahan tersebut seperti vero sel atau jaringan kerja hijau Afrika, virus hidup yang dilemahkan, serta bahan pengawet.
Beredarnya kabar ini membuat Ikatan Dokter Indonesia dan Bio Farma angkat bicara.
"Sebuah pesan yang beredar melalui WhatsApp ini meresahkan. Disebutkan bahwa vaksin Sinovac hanya untuk kelinci percobaan dan tidak halal karena berasal dari jaringan kera hijau Afrika. Pesan berantai ini jelas tidak benar alias hoaks," kata Ketua Satgas Covid-19 IDI Prof. dr. Zubairi Djoerban dikutip dari cuitannya, Minggu (3/12/2020).
Selain itu, juru bicara vaksin Covid-19 dari Bio Farma Bambang Herianto pun menegaskan bahwa vaksin dari Sinovac tidak mengandung pengawet, seperti boraks, formalin, maupun merkuri.
![Vaksin Covid-19 asal China tahap 2 tiba di Jakarta, Kamis 31 Desember 2020 / [Foto Biro Pers Sekretariar Presiden]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/12/31/51961-vaksin-covid-19.jpg)
Bambang memaparkan kandungan vaksin berupa aluminium hidroksida, larutan fosfat, larutan garam natrium klorida berupa garam dapur NaCI.
"Tapi tentunya garam natrium klorida ini adalah yang memenuhi standar farmasetikal," tuturnya dalam konferensi pers virtual, Minggu (3/12/2020).
Cara kerja vaksin Sinovac
Bukan virus yang dilemahkan, CoronaVac justru menggunakan virus yang sudah dimatikan di laboratorium. Artinya, ini adalah vaksin yang tidak aktif.
Baca Juga: Kevin Sanjaya Positif COVID-19, Skuat Merah Putih Siap Tampil di Thailand
Partikel virus yang sudah dimatikan ini, dilansir BBC, akan mengekspos sistem kekebalan tubuh terhadap virus tanpa risiko penyakit serius.