1.000 Kasus Covid-19 dalam Sehari, Korea Selatan Batasi Pertemuan Pribadi

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 04 Januari 2021 | 15:38 WIB
1.000 Kasus Covid-19 dalam Sehari, Korea Selatan Batasi Pertemuan Pribadi
Ilustrasi Korea Selatan. (Pixabay/Big_Heart)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Korea Selatan membatasi pertemuan pribadi masyarakat, setelah negara tersebut melaporkan lebih dari 1.000 kasus Covid-19 dalam sehari.

Dilansir ANTARA, pertemuan pribadi dibatasi hanya maksimal empat orang. Pemberlakukan pembatasan ini dilakukan di Seoul dan wilayah sekitarnya.

Korea Selatan telah mengalami lonjakan kasus infeksi virus corona yang berkepanjangan selama gelombang terbaru wabah Covid-19, yang menyebabkan peningkatan tajam angka kematian.

Korsel melaporkan 1.020 kasus virus corona baru pada Minggu tengah malam (3/1), sehingga total kasus Covid-19 di negara itu menjadi 64.264, dengan 981 kematian, menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA).

Baca Juga: Saking Dinginnya Korea, Peralatan Makan Ini Membeku saat Ditinggal Kerja

Hanya ada 657 kasus Covid-19 yang dilaporkan selama akhir pekan. Seorang pejabat kesehatan Korsel mengatakan bahwa gelombang ketiga infeksi corona sekarang ini sedang diatasi.

Aturan jarak sosial yang diperpanjang yang diberlakukan di Seoul dan daerah sekitarnya termasuk pembatasan di gereja, restoran, kafe, resor ski dan tempat lainnya.

Lebih dari 60 persen kasus Covid-19 di Korsel berasal dari Seoul, provinsi Gyeonggi dan kota Incheon, dengan wabah klaster massal berpusat di sekitar panti-panti jompo dan penjara.

Perdana Menteri Chung Sye-kyun menyerukan upaya habis-habisan untuk mempersiapkan program vaksinasi Covid-19 di Korsel.

"KDCA harus benar-benar siap untuk seluruh proses saat vaksin tiba - (mulai dari) distribusi, penyimpanan, inokulasi dan tindak lanjutnya," kata Chung dalam rapat pemerintah.

Baca Juga: Airlangga Sebut Kasus Covid-19 Meningkat Pasca Libur Natal dan Tahun Baru

Dia juga meminta kementerian kesehatan, keselamatan dan transportasi terkait untuk membantu mempercepat proses vaksinasi agar tidak menghadapi masalah seperti yang terjadi di Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa.

Korsel berencana untuk memulai vaksinasi pada Februari, yang dimulai dengan petugas kesehatan dan orang-orang yang rentan berada pada urutan pertama.

Namun, pemerintah Korsel telah dikritik soal kecepatan jadwal vaksinasi di negara itu sehubungan dengan vaksinasi yang sedang berlangsung di Amerika Serikat dan Uni Eropa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI