Peneliti China: Obat Limfoma Bisa Bantu Pasien Covid-19

Senin, 04 Januari 2021 | 13:01 WIB
Peneliti China: Obat Limfoma Bisa Bantu Pasien Covid-19
Ilustrasi obat limfoma (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejak awal pandemi virus corona, para ahli telah mencari cara untuk mengendalikan dan memberantas virus. Kini, beberapa vaksin virus corona Covid-19 pun sudah terbukti keampuhannya dan mulai digunakan di beberapa negara.

Tapi, para ahli tetap tidak menyerah untuk mencari obat yang efektif dan aman bagi pasien virus corona. Banyak obat telah diidentifikasi dan digunakan untuk mengatasi kondisi ini.

Obat kemoterapi yang dikembangkan untuk mengatasi limfoma telah mengungguli obat remdesivir yang populer melawan SARS-CoV-2 di laboratorium. Para peneliti dari Institut Teknologi Lanjutan Shenzhen di Shenzhen, Cina, mengatakan obat ini berpotensi digunakan kembali untuk mengobati pasien Covid-19.

Dilansir dari The Health Site, strategi skrining obat komputasi baru yang dikombinasikan dengan eksperimen laboratorium menunjukkan bahwa obat pralatrexate adalah kandidat yang menjanjikan untuk pasien Covid-19.

Baca Juga: WHO Temukan Varian Baru Virus Corona Punya 23 Mutasi

Pendekatan skrining baru mengidentifikasi empat obat yang menjanjikan, kemudian diuji untuk mengatasi SARS-CoV-2 dalam percobaan laboratorium.

Ilustrasi obat-obatan (pixabay)
Ilustrasi obat-obatan (pixabay)

Eksperimen laboratorium lebih lanjut menunjukkan bahwa pralatrexate lebih kuat menghambat replikasi virus daripada remdesivir, obat yang sekarang ini sedang digunakan untuk mengobati beberapa pasien virus corona.

Para peneliti menyaring 1.906 obat yang ada untuk mengetahui potensi kemampuannya dalam menghambat replikasi SARS-CoV-2 dengan menargerkan protein virus yang disebut RNA-dependent RNA polymerase (RdRP).

Temuan dalam jurnal akses terbuka PLOS Computational Biology, menunjukkan bahwa pralatrexate berpotensi digunakan kembali untuk mengobati virus corona Covid-19.

Tapi, obat kemoterapi ini bisa menimbulkan efek samping yang signifikan dan digunakan untuk orang dengan limfoma terminal. Sehingga penggunaan langsung obat ini untuk pasien virus corona tidak bisa dijamin.

Baca Juga: Ahli: Jeda Waktu Suntikan Vaksin Pertama dan Kedua Bisa Picu Masalah Besar

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI