Suara.com - Baru-baru ini beredar pesan singkat WhatsApp mengenai vaksin Covid-19 buatan Sinovac, China yang disebut, hanya untuk kepentingan uji klinis atau kelinci percobaan. Pesan ini tentu membuat banyak masyarakat khawatir akan kabar tersebut. Lantas, bagaimana faktanya?
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menegaskan bahwa informasi tersebut salah.
"Sebuah pesan yang beredar melalui WhatsApp ini meresahkan. Disebutkan bahwa vaksin Sinovac hanya untuk kelinci percobaan dan tidak halal karena berasal dari jaringan kera hijau Afrika. Pesan berantai ini jelas tidak benar alias hoaks," kata Ketua Satgas Covid-19 IDI Prof. dr. Zubairi Djoerban dikutip dari cuitannya, Minggu (3/12/2020).
Prof. Zubairi mengunggah foto isi pesan berantai tersebut. Pesan itu mempermasalahkan tulisan 'only for clinical trial' yang diartikan bahwa kemasan vaksin hanya untuk uji klinis atau kelinci percobaan.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Belum Usai, Ilmuwan Ingatkan Ada Penyakit X yang Mematikan
Zubairi menjelaskan bahwa vaksin Covid-19 buatan Sinovac memang belum bisa beredar di pasaran.
"Kemasan Sinovac yang ditampilkan dalam pesan itu adalah kemasan untuk uji klinis. Bukan untuk dipasarkan dan memang belum ada di pasaran," ucapnya.
Sementara itu, terkait kehalanan vaksin yang diragukan karena mengandung jaringan kera hijau Afrika, Zubairi menyampaikan bahwa hal itu belum bisa ditentukan.
Selain itu juga dituliskan kalau vaksin Covid-19 Sinovac mengandung bahan berbahaya seperti boraks, formalin, dan merkuri. Dan disebutkan bahwa tidak ada jaminan tidak akan terinfeksi Covid-19 meskipun telah divaksinasi.
Zubairi menegaskan bahwa vaksin Covid-19 perlu mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebelum akhirnya diberikan kepada masyarakat. Jika izin diberikan, maka dipastikan bahwa vaksin tersebut mengandung bahan aman dan terbukti efektif.
Baca Juga: Wagub Jabar Siap Disuntik Vaksin Covid-19 Pertama Kali
"Ihwal halal atau tidak juga belum ditentukan. Yang jelas, BPOM mengatakan bahwa Sinovac memenuhi syarat untuk mendapatkan label halal," ujarnya.
Vaksin Covid-19 Sinovac termasuk salah satu jenis vaksin yang akan didistribusikan kepada masyarakat. Saat ini ada 3 juta dosis vaksin Sinovac yang telah sampai di Indonesia. Selanjutnya, tinggal menunggu izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari BPOM.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berjanji, vaksinasi tahap awal akan mulai dilakukan pada Januari 2021.
"Sebelum masyarakat mulai masuk bekerja pada Januari, Insyaallah vaksin sudah bisa didistribusikan ke 34 provinsi bagi para tenaga kesehatan," kata Budi dalam konferensi pers kedatangan tahap dua vaksin Sinovac 1,8 juta dosis yang disiarkan virtual melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (31/12/2020).