"Aku tidak pernah menduga aku akan menderita kanker kulit. Dokter tidak tahu dari mana asalnya kasusku, aku pun tidak melihat adanya perubahan pada kulit," ujar Wignail.
Akhirnya, Wignail menjalani terapi target, kombinasi dua obat kemoterapi oral, encorafenib dan binimetinib, yang harus dikonsumsinya setiap hari.

Meski tidak dapat disembuhkan, Wignail masih berharap akan masa deoan karena dokter belum memberi prognosis pasti.
"Kankerku tidak akan pernah sembuh. Aku akan hidup dengannya selamanya. Tapi kondisiku stabil, untuk saat ini."
"Saya akan menggunakan obat-obatan ini selama mereka bekerja dan kemudian kita akan beralih ke imunoterapi sebagai rencana cadangan," tuturnya.