Lima Infodemik Berbahaya 2020, Jangan Sampai Terulang di 2021

Sabtu, 02 Januari 2021 | 08:30 WIB
Lima Infodemik Berbahaya 2020, Jangan Sampai Terulang di 2021
Ilustrasi Pandemi Covid-19 (pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selain memunculkan pandemi, tahun 2020 juga memunculkan "infodemik". Istilah infodemik sendiri disiarkan olah Organisasi Kesehatan Dunia yang digunakan untuk menggambarkan banjir informasi palsu dan menipu yang mengaburkan pandemi.

Melansir dari Huffpost, berikut beberapa infodemik yang tak perlu Anda waspadai di tahun 2021 mendatang, antara lain:

1. Virus Corona Itu Tidak Nyata

Meskipun kamar mayat, rumah sakit, hingga kuburan meluap. Beberapa kelompok masih menyangkal fakta dan menganggap bahwa virus corona tidak nyata dan tak terlalu berbahaya.

Baca Juga: Vaksin AstraZeneca Dibeli Tanpa Diuji Coba Efektivitasnya di Indonesia

Ada banyak teori yang membingungkan tentang keberadaan virus corona yang dianggap sebagai buatan manuasia dan lain sebagainya.

2. Pandemi Dibuat oleh Elit Global

Dalam disinformasi ini, orang-orang, institusi, dan perusahaan yang kuat termasuk pakar penyakit menular Dr. Anthony Fauci, dermawan miliarder Bill Gates, CIA, Google, dan bahkan pemeriksa fakta disebut terlibat dalam terjadi wabah Covid-19. Mereka juga dituduh mengambil untung dari pandemi.

3. Para Dokter Dan Ilmuwan Menyembunyikan Obat Covid-19

Kampanye disinformasi besar berikutnya terjadi pada bulan Juli. Sekelompok orang dengan jas lab putih yang menamakan diri mereka "Dokter Garis Depan Amerika" menggelar konferensi pers di tangga Capitol Hill di mana mereka menuduh dokter di seluruh negeri menahan obat untuk Covid-19.

Baca Juga: Mengapa Vaksin Covid-19 Harus Disimpan di Suhu Dingin? Ini Penjelasannya

4. Teknologi 5G Penyebab COVID-19

Di seluruh dunia, semakin banyak orang yang yakin bahwa 5G teknologi jaringan nirkabel generasi berikutnya bertanggung jawab atas krisis virus corona Covid-19. Sebagai bukti, mereka menunjuk ke instalasi pra-pandemi menara 5G di Wuhan, China, tempat wabah global berasal.

Banyak juga yang salah berspekulasi bahwa paparan frekuensi 5G melemahkan sistem kekebalan seseorang, membuat mereka lebih mungkin meninggal karena Covid-19. Namun Komisi Komunikasi Federal dalam sebuah pernyataan awal tahun ini 2020 menyatakan bahwa teknologi 5G tidak menyebabkan virus corona Covid-19. 

Ilustrasi Pandemi. (Pexels)
Ilustrasi Pandemi. (Pexels)

5. Bill Gates Ingin Memvaksinasi dengan Pelacak Lokasi

Bill Gates telah menjadi inti dari sejumlah teori konspirasi Covid-19. Dia dituduh akan menyuntikkan penerima vaksin Covid-19 dengan perangkat pelacak lokasi.

"Tidak, Bill Gates tidak bermitra dengan perusahaan ID untuk menanamkan microchip di manusia," ujar seorang sumber terpercaya pada Huffpost.

Perushaan Gates sendiri dikenal telah mendukung sejumlah pembuatan vaksin di berbagai negara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI