Selain Peradangan, Studi Ungkap Alasan Orang Obesitas Alami Covid-19 Parah

Sabtu, 02 Januari 2021 | 07:08 WIB
Selain Peradangan, Studi Ungkap Alasan Orang Obesitas Alami Covid-19 Parah
Ilustrasi Covid-19. (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selain peradangan, masalah pernapasan dan faktor lain dapat menjelaskan mengapa orang obesitas lebih mungkin terkena Covid-19 parah dan meninggal. Hal ini dinyatakan dalam penelitian yang terbit pada jurnal PLOS ONE.

Melansir dari Medicinenet, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pasien Covid-19 yang kelebihan berat badan dan obesitas lebih cenderung dirawat di perawatan intensif, memerlukan ventilasi mekanis, dan meninggal. Studi tingkat populasi juga menunjukkan bahwa negara dengan tingkat obesitas lebih tinggi memiliki tingkat kematian Covid-19 yang lebih tinggi.

Peradangan telah dinyatakan sebagai kemungkinan alasan hubungan antara obesitas dan Covid-19 yang parah.

"Meskipun alasan pasti untuk hasil Covid-19 yang buruk pada obesitas tetap tidak pasti, pasien dengan obesitas secara unik rentan," kata penulis utama Dr. Ana Mostaghim, yang memimpin penelitian selama program residensi penyakit dalam di Boston Medical Center.

Baca Juga: Turut Sosialisasikan Pencegahan COVID-19, NU Peduli Luncurkan COC

"Mereka mungkin memiliki faktor risiko independen seperti diabetes tipe-2, hipertensi, dan penyakit arteri koroner untuk hasil yang buruk pada COVID-19, kondisi yang meradang dan dimediasi oleh kekebalan," imbuhnya.

Untuk mempelajari lebih lanjut,  dokter Mostaghim dan rekannya membandingkan hasil dan penanda inflamasi pada pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19.

Studi tersebut mengamati indeks massa tubuh (BMI) pasien, ukuran lemak tubuh berdasarkan tinggi dan berat badan, dan risiko mereka masuk ICU dan kematian.

Pasien Covid-19 yang sangat gemuk dua kali lebih mungkin untuk dirawat di ICU dan memiliki risiko kematian empat kali lipat dari penyebab apa pun. Mereka dalam kategori gemuk biasa juga memiliki risiko lebih tinggi untuk dirawat di ICU.

Peneliti menemukan bahwa pasien obesitas memiliki penanda inflamasi yang lebih rendah pada dua hari pertama mereka di rumah sakit dibandingkan dengan pasien yang tidak obesitas.

Baca Juga: Wow! Chelsea Raup Untung Rp 621 Miliar di Tengah Krisis Ekonomi

Ilustrasi perempuan mengalami obesitas. (Shutterstock)
Ilustrasi perempuan mengalami obesitas. (Shutterstock)

"Sementara pasien dengan obesitas memiliki hasil klinis yang lebih buruk daripada mereka yang tidak mengalami obesitas dalam penelitian kami, efek ini tampaknya tidak disebabkan oleh tingkat peradangan yang lebih tinggi," kata Dr. Natasha Hochberg, seorang profesor kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Boston. .

"Pasien dengan obesitas berisiko lebih tinggi terkena penyakit hati berlemak dan invasi virus yang lebih besar dengan disfungsi organ dapat berkontribusi pada peningkatan mortalitas yang terlihat pada pasien ini," katanya dalam rilis berita universitas.

Daripada peradangan, peneliti lebih yakin bahwa keparahan pasien Covid-19 dengan obesitas lebih disebabkan oleh masalah pernapasan.

"Pasien dengan obesitas lebih mungkin mengalami penurunan cadangan pernapasan," ujar dokter Natasha.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI