Suara.com - Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) memberikan rekomendasi orang dengan komorbid atau penyakit penyerta apa saja yang belum layak dan tidak layak mendapatkan Vaksin Covid-19 dari Sinovac.
Rekomendasi disusun berdasarkan data publikasi fase I/II mengenai Sinovac, data uji fase III di Bandung berupa proposal dan catatan pelaku lapangan yang terlibat dalam uji klinis. Serta data uji vaksin inactivated lainnya yang sudah lengkap, sedangkan data vaksin inactivated Covid-19 Sinovac belum lengkap.
"Rekomendasi itu disusun spesifik untuk vaksin Sinovac, sehingga dapat berubah sesuai dengan perkembangan laporan data uji klinis Sinovac tersebut. Demikian pula dengan vaksin Covid-19 jenis lain," demikian tertulis dalam surat rekomendasi yang terbit pada 18 Desember 2020 dan ditandatangani Ketua Umum PAPDI Dr. dr. Sally A. Nasution, Sp. PD.
Dalam surat tersebut dijelaskan bahwa pada individu yang akan divaksin, jika seseorang memiliki lebih dari satu komorbid dan termasuk dalam penyakit belum layak divaksin, maka dipilih yang belum layak.
Baca Juga: Tanpa Sengaja Perawat Ini Disuntik Vaksin 5 Dosis, Begini Dampaknya
PAPDI hanya memasukkan satu penyakit yang dianggap tidak layak mendapatkan vaksin Covid-19 dari Sinovac. Yakni, pasien dengan infeksi akut. Pasien dengan kondisi penyakit infeksi akut yang ditandai dengan demam menjadi kontraindikasi vaksinasi.
Sementara itu, berikut daftar 14 komorbid yang direkomendasikan PAPDI belum layak mendapat vaksin Covid-19 Sinovac:
1. Penyakit Autoimun Sistemik (SLE, Sjogren, vaskulitis, dan autoimun lainnya)
Pasien autoimun tidak dianjurkan untuk diberikan vaksinasi Covid sampai hasil penelitian yang lebih jelas telah dipublikasi.
2. Sindroma Hiper IgE
Pasien Hiper IgE tidak dianjurkan untuk diberikan vaksinasi Covid sampai hasil penelitian yang lebih jelas telah dipublikasi.
3. PGK non dialisis
Saat ini pemberian vaksin belum direkomendasikan pada pasien PGK (penyakit ginjal kronis) non dialisis karena belum ada uji klinis mengenai efikasi dan keamanan vaksin tersebut terhadap populasi ini.
Baca Juga: Indonesia akan Borong 50 Juta Vaksin Corona Buatan Pfizer dan AstraZeneca
4. PGK dialisis (hemodialisis dan dialysis peritoneal)
Vaksin belum direkomendasikan pada pasien PGK dialisis karena belum ada uji klinis mengenai efikasi dan keamanan vaksin tersebut terhadap populasi ini.
5. Transplantasi ginjal
Belum ada uji klinis mengenai efikasi dan keamanan vaksin tersebut terhadap populasi ini.
6. Sindroma nefrotik dengan imunosupresan/ kortikosteroid
Belum ada uji klinis mengenai efikasi dan keamanan vaksin tersebut terhadap populasi ini.
7. Hipertensi
Beberapa uji klinis dari beberapa vaksin Covid telah menginklusi pasien dengan hipertensi. Namun, populasi ini belum direkomendasikan mendapat vaksin Covid-19 karena belum ada rekomendasi dari tim uji klinis vaksin yang dilakukan di Indonesia dan menunggu hasil uji klinis di Bandung.
8. Gagal jantung
Belum ada data mengenai keamanan vaksin Covid pada kondisi tersebut.
9. Penyakit jantung koroner
Belum ada data mengenai keamanan vaksin Covid untuk pasien jantung koroner.
10. Reumatik Autoimun
Sampai saat ini belum ada data untuk penggunaan vaksin Covid pada pasien reumatik-autoimun. Berdasarkan data vaksin-vaksin yang sebelumnya, untuk jenis vaksin selain live attenuated vaccine, tidak ada kontraindikasi pemberian pada pasien reumatik- autoimun. Selain itu, pemberian vaksin Covid untuk pasien reumatik-autoimun harus mempertimbangan risk and benefit kasus per kasus secara individual, dan membutuhkan informed decision dari pasien.
Sedangkan pada pasien reumatik-nonautoimun, rekomendasi vaksinasi sesuai dengan populasi umum. Rekomendasi ini bersifat sementara, dan dapat berubah jika didapatkan bukti baru tentang keamanan dan efektifitas vaksin.
11. Penyakit-penyakit gastrointestinal
Penyakit-penyakit gastrointestinal yang menggunakan obat-obat imunosupresan, pada dasarnya tidak masalah diberikan vaksinasi Covid. Namun, respon imun yang terjadi tidak seperti yang diharapkan.
Pendataan dan skrining pasien dengan komorbid penyakit autoimun termasuk yang merupakan penyakit autoimun di bidang gastrointestinal, seperti penyakit IBD (Kolitis Ulseratif dan Crohn's Disease), Celiac Disease, dalam skrining terdapat pertanyaan terkait gejala gastrointestinal seperti diare kronik (perubahan pola BAB), BAB darah, penurunan berat badan yang signifikan yang tidak dikehendaki.
12. Hipertiroid/hipotiroid karena autoimun
Pasien autoimun tidak dianjurkan diberikan vaksinasi Covid-19 sampai ada hasil penelitian yang lebih jelas dan telah dipublikasi.
13. Penyakit dengan kanker, kelainan hematologi seperti gangguan koagulasi, pasien imunokompromais, pasien dalam terapi aktif kanker, pemakai obat imunosupresan, dan penerima produk darah
Studi klinis Sinovac mengeksklusi pasien dengan keterangan penyakit tersebut. Dengan tidak adanya data pada kelompok tersebut, maka belum dapat dibuat rekomendasi terkait pemberian vaksin Sinovac pada kelompok ini.
14. Pasien hematologi-onkologi yang mendapatkan terapi aktif jangka panjang, seperti leukemia granulositik kronis, leukemia limfositik kronis, myeloma multipel, anemia hemolitik autoimun, ITP, dan lainnya
Studi klinis Sinovac mengeksklusi pasien dengan keterangan penyakit kolom sebelumnya. Dengan tidak adanya data pada kelompok tersebut, maka belum dapat dibuat rekomendasi terkait pemberian vaksin Sinovac pada kelompok ini.