Suara.com - Jumlah pasien yang mengalami gangguan makan di Inggris meningkat sebanyak sepertiga dalam 2 tahun terakhir. Tercatat ada 21.794 kasus gangguan makan pada 2019-2020, yang artinya naik 32 persen dari 2 tahun sebelumnya.
Menurut data NHS Inggris, jumlah pasien gangguan makan yang di bawah usia 18 tahun naik seperlima dari 4.160 menjadi 4.962 pada periode yang sama.
Hampir setengah dari 418 anak-anak usia 10 hingga 12 tahun adalah anak perempuan dengan anoreksia. Bahkan banyak pula pasien usia di bawah puluhan tahun yang dirawat di rumah sakit karena kelainan makan.
Menurut para ahli, lockdown atau isolasi mandiri di rumah akibat pandemi virus corona Covid-19 berkontribusi pada peningkatkan kasus anoreksia, bulimia, dan masalah kesehatan mental lainnya.
Baca Juga: Belajar dari Istri Fiersa Besari, Ini 3 Cara Cegah Penularan Virus Corona!
"Penyakit ini mematikan ini berkembang sangat pesat karena orang-orang telah kehilangan banyak dukungan secara psikologis dan akses layanan kesehatan akibat Covid-19," kata Dr Agnes Ayton dari Royal College of Psychiatrists dikutip dari The Sun.
Tom Madders, direktur kampanye di yayasan amal Young Minds, mengaku sangat khawatir melihat peningkatan kasus gangguan makan di antara anak dan remaja yang dirawat di rumah sakit.
Meskipun ada peningkatan waktu tunggu untuk layanan ganguan makan mereka dalam beberapa tahun terakhir, tapi mereka masih sulit mendapatkan bantuan psikologis untuk mengatasi kondisinya ketika mencapai titik kritis.
Tom menyadari betul faktor-faktor gangguan makan yang sangat komplek. Tapi, memberikan dukungan sedini mungkin bisa mencegah masalah gangguan makan atau kelainan makan ini semakin parah.
"Karena, krisis pandemi ini telah berdampak banyak pada kesehatan mental anak-anak. Maka pemerintah perlu memperhatikan kebutuhan mereka yang berjuang menjaga kesehatan mental dan sediakan langkah pencegahannya serta intervensi dini perlu diprioritaskan," jelas Tom.
Baca Juga: Usai Suntik Vaksin Moderna, Anthony Fauci Alami Efek Samping Sakit 24 Jam!