Suara.com - Presiden Rusia Vladimir Putin sekarang mengatakan dia akan menerima vaksin virus korona Sputnik V. Padahal sebulan ia mengatakan tidak akan disuntik dengannya.
Seorang juru bicara Kremlin mengatakan kepada saluran TV pemerintah Rusia tentang perubahan rencana itu.
“Dia membuat keputusan ini dan menunggu sampai semua formalitas selesai,” kata Dmitry Peskov.
Pemimpin berusia 68 tahun itu telah bekerja dari jarak jauh dan sebagian besar menghindari perjalanan sejak awal pandemi.
Baca Juga: Rusia Bantah Racuni Navalny, Putin: Jika Iya, Dia Pasti Sudah Habis
Dia mengatakan salah satu putrinya mengambil bagian dalam uji klinis untuk vaksin Sputnik V, yang diklaim negara lebih dari 90 persen efektif, dan dia merasa sehat setelah itu.
Orang Rusia yang berusia di atas 60 tahun dapat mulai mengajukan suntikan pada hari Senin, sehari setelah pejabat kesehatan menyetujui vaksin untuk orang tua setelah uji coba terpisah.
Rusia memiliki sekitar 2,8 juta kasus virus corona dan sekitar 49.000 kematian akibat virus itu, menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa.
Diketahui, Sputnik V menjadi vaksin dengan tingkat durasi perlindungan paling lama yakni 2 tahun.
Kemudian dari sisi harga, Sputnik V menjadi vaksin dengan harga dasar paling terjangkau apabila dibandingkan dengan Pfizer-BioNtech dan Moderna.
Baca Juga: Komentari Kartun Nabi Muhammad, Putin: Hina Orang Beragama Akan Ada Balasan
Sputnik V memiliki harga dasar sebesar 10 dollar AS atau sekitar Rp 141.000 (kurs 14.100), sedangkan Pfizer-BioNtech memiliki harga dasar Rp 282.000 dan Moderna sebesar Rp 523.000.
Memiliki keunggulan dari sisi efektivitas, lama perlindungan, dan keterjangkauan harga mendorong banyak negara melakukan pemesanan vaksin Sputnik V dari Rusia.
Beberapa negara yang sudah melakukan pemesanan seperti Brasil, Mesir, India, Meksiko, Nepal, Uzbekistan, dan Vietnam.