Akibat Varian Baru Virus Corona, WHO Prediksi Akan Ada 'Pandemi Lelah'

Selasa, 29 Desember 2020 | 13:25 WIB
Akibat Varian Baru Virus Corona, WHO Prediksi Akan Ada 'Pandemi Lelah'
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mendesak negara-negara anggotanya untuk memperketat penguncian dan pembatasan terkait penyebaran varian baru virus corona Covid-19.

Diperketatnya penguncian juga dilakukan mengingat pada 2021 mendatang, diprediksi akan semakin banyak orang mengalami pandemic fatigue, atau kondisi kelelahan secara fisik dan mental karena pandemi Covid-19.

Ini terjadi akibat pandemi Covid-19 yang seakan tidak berkesudahan, terlebih setelah munculnya varian baru virus corona di Inggris dan Afrika Selatan.

"Akan ada tantangan-tantangan baru di tahun depan, termasuk varian baru Covid-19 dan menambah semakin banyak orang mengalami pandemic fatigue," ujar Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus saat konferensi pers di Jenewa, Swiss mengutip Metro, Selasa (29/12/2020).

Baca Juga: Selama Pandemi, Lebih 20 Ribu WNI Dipulangkan dari Luar Negeri

Ia menambahkan, kini WHO sedang bekerjasama dengan para ilmuwan di seluruh dunia untuk lebih mengerti dan memahami setiap perubahan virus corona dan risikonya.

Varian baru virus corona itu dipercaya lebih menular dari varian sebelumnya, dan praktis menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.

Imbasnya beberapa negara sudah menutup penerbangan mereka dari dan ke Inggris ataupun Afrika Selatan, meski yang sayangnya varian baru juga muncul di sejumlah wilayah seperti Prancis, Jerman dan Jepang.

Tedros lantas mengingatkan semua negara tentang betapa pentingnya melakukan kegiatan Whole genome sequencing (WGS), yaitu kegiatan pengurutan genom (struktur) virus yang menyebar dan menginfeksi beberapa orang dalam satu wilayah.

"Itulah mengapa penting untuk meningkatkan kapasitas WGS di seluruh dunia, dan berbagi informasi dengan organisasi kesehatan di PBB dan negara negara lain," terang Tedros.

Baca Juga: Indonesia Pulangkan 20.000 Lebih WNI Selama Pandemi dari 62 Negara

Sementara itu, kasus Covid-19 di negara itu melonjak 57 persen dalam seminggu terakhir karena varian baru virus corona, yang ditemukan 70 persen lebih menular.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI