Jangan Pergi Liburan Tahun Baru, Banyak Rumah Sakit Sudah Penuh

Selasa, 29 Desember 2020 | 01:10 WIB
Jangan Pergi Liburan Tahun Baru, Banyak Rumah Sakit Sudah Penuh
Tenaga medis virus corona (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setiap kali libur panjang selalu berimbas dengan lonjakan penambahan kasus harian Covid-19. Karena itu, Kementerian Kesehatan meminta masyarakat tidak melakukan perjalanan jarak jauh saat libur tahun baru

Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes Prof. dr. Abdul Kadir mengatakan, peningkatan infeksi Covid-19 mengakibatkan berkurangnya ketersediaan tempat tidur di rumah sakit. 

"Kami mengingatkan masyarakat, dalam liburan panjang Natal dan Tahun Baru untuk tidak melakukan perjalanan yang jauh. Karena implikasi dari perjalanan yang jauh, atau pergerakan massal dari masyarakat berdampak pada peningkatan kasus positif sebanyak 30 sampai 40 persen," kata prof Kadir dalam konferensi pers virtual bersama media, Senin (28/12/2020).

Ilustrasi Covid-19. (Pexels)
Ilustrasi Covid-19. (Pexels)

Kadir menyampaikan bahwa pencegahan lonjakan kasus positif Covid-19 harus dilakukan lantaran lebih dari setengah rata-rata kapasitas tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid telah terisi penuh. Data Kemenkes secara nasional tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit di seluruh Indonesia sudah mencapai 64,10 persen.

Baca Juga: Pembuat Pamflet Jasa Teman Kencan Malam Tahun Baru, Serius Cari Pasangan

Terdapat delapan provinsi di antaranya yang keterisian tempat tidur di rumah sakit di atas 65 persen. Diakui Kadir, jumlah keterisian tempat tidur di setiap rumah sakit di daerah bisa berbeda-beda. Tergantung dari jumlah kasus Covid-19 juga kecenderungan orang yang hanya mau menjalani perawatan di rumah sakit tertentu.

"Beberapa orang hanya mau dirawat di rumah sakit tertentu, sehingga satu rumah sakit bisa penuh sedangkan rumah sakit lainnya masih kosong," katanya.

Kadir menyampaikan, jika tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid telah terisi hingga 70 persen, bukan hanya mengakibatkan RS penuh tetapi juga berisiko bagi tenaga kesehatan yang bertugas.

"Kemungkinan pasien tidak bisa dirawat di RS dan nakes kita juga akan capek dan pelayanan tidak maksimal," ujarnya.

Baca Juga: Warga Bojonegoro Ini Gelar Hajatan Kawinan 2 Hari 2 Malam Dibubarkan Aparat

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI