Kaleidoskop Kesehatan 2020: Lima Kebiasaan Sehat Terpopuler Sepanjang Tahun

Senin, 28 Desember 2020 | 07:30 WIB
Kaleidoskop Kesehatan 2020: Lima Kebiasaan Sehat Terpopuler Sepanjang Tahun
Ilustrasi mencuci tangan. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tahun 2020 memang membuat banyak orang menyadari pentingnya melakukan kebiasaan yang lebih sehat. Hal ini tentu saja terkait pandemi virus corona Covid-19 yang melanda dunia sejak awal tahun.

Oleh karena itu, Suara.com mereangkum beberapa kebiasaan sehat yang populer selama tahun 2020, antara lain:

1. Mencuci Tangan

Sebelum tahun 2020, mencuci tangan hanya sering dilakukan sebelum dan setelah makan atau saat tangan kotor. Tahun ini, mencuci tangan menjadi kebiasaan yang dilakukan di berbagai hal seperti sesampai di rumah, setelah menyentuh permukaan umum, dan lain sebagainya.

Selain itu, membersihkan tangan juga tak terbatas dengan air dan sabun, namun juga hand sanitizer.

"Baik itu pandemi corona yang meningkat dengan cepat atau apa pun, mencuci tangan adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah penularan infeksi," kata Dr. Adam Friedman, profesor dermatologi di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan George Washington pada Healthline.

2. Memakai Masker

Selama tahun 2020, masker menjadi alat pelindung diri paling populer. Bahkan keberadaannya sempat langka di kisaran bulan Maret hingga April.

Ilustrasi pemotor memakai masker.([Suara.com/Alfian Winanto)
Ilustrasi pemotor memakai masker.([Suara.com/Alfian Winanto)

Memakai masker sendiri merupakan kebiasaan yang baik untuk kesehatan, terutama saat Anda sakit karena bisa menghindari penularan infeksi. Sementara di era pandemi, memakai masker bisa melindungi diri sendiri dan orang lain dari virus corona Covid-19.

Baca Juga: Jangan Pernah Jemur Bayi Seluruh Badan, Ini Kata Dokter

"Masker bedah dan masker kain dapat mengurangi penularan virus hingga 70 persen jika semua orang memakainya dengan benar di atas hidung dan mulut," kata Purvi Parikh, seorang ahli alergi dan asisten profesor klinis di Departemen Kedokteran NYU Grossman School of Medicine seperti yang dikutip dari Healthline.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI