Studi: Covid-19 dengan Hipertensi & Diabetes Berisiko Komplikasi Neurologi

Minggu, 27 Desember 2020 | 12:58 WIB
Studi: Covid-19 dengan Hipertensi & Diabetes Berisiko Komplikasi Neurologi
Ilustrasi virus corona, hidung, mimisan (Pixabay/mohamed_hassan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasien Covid-19 dengan tekanan darah tinggi atau diabetes lebih mungkin mengembangkan komplikasi neurologis kritis termasuk pendarahan di otak dan stroke. Hal ini dinyatakan oleh penelitian dari Universitas Pennsylvania.

Melansir dari Medicinenet, penelitian ini mempelajari pasien Covid-19 yang menjalani CT scan kepala atau MRI dalam sistem kesehatan mereka antara Januari hingga April 2020. Secara keseluruhan, 81 dari 1.357 pasien Covid-19 menjalani pemindaian otak.

Kondisi ini biasanya terjadi dengan perubahan masalah mental, bicara, dan penglihatan.

"Efek Covid-19 melampaui masalah dada," kata pemimpin penulis studi Dr. Colbey Freeman yang juga kepala residen di departemen radiologi di Penn Medicine.

Baca Juga: Tugu Virus Corona di Pekanbaru

"Meskipun komplikasi di otak jarang terjadi, komplikasi tersebut semakin dilaporkan dan berpotensi merusak akibat infeksi COVID-19," kata Freeman.

Dari 81 pasien, 18 atau lebih dari 20 persen memiliki masalah otak kritis atau darurat. Dari pasien dengan masalah otak, setidaknya setengahnya memiliki riwayat tekanan darah tinggi atau diabetes tipe 2.

"Covid-19 dikaitkan dengan manifestasi neurologis, sementara hipertensi serta diabetes mellitus tipe 2 umum terjadi pada individu yang mengembangkan manifestasi ini," kata Freeman dalam rilis berita dari Radiological Society of North America (RSNA).

"Populasi ini mungkin berisiko lebih tinggi untuk komplikasi neurologis dan harus dipantau secara ketat," imbuhnya.

Ada kemungkinan bahwa peradangan adalah alasan untuk efek neurologis pada pasien darah tinggi dan diabetes. 

Baca Juga: Dua Pelaku Mesum Sesama Jenis di RSD Wisma Atlet Ditangkap

Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@cottonbro)
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@cottonbro)

"Ketika tubuh Anda dalam keadaan peradangan, ia menghasilkan semua molekul yang disebut sitokin untuk membantu merekrut sistem kekebalan untuk menjalankan fungsinya," jelas Freeman.

"Sayangnya, jika sitokin diproduksi secara berlebihan, respons imun sebenarnya mulai merusak sel," imbuhnya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI