Suara.com - Dosen Fakultas Kodokteran Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM), dr Gunadi, SpBA, PhD, mengatakan bahwa mutasi virus corona yang terindentifikasi di Inggris dapat memengaruhi hasil tes swab PCR jika tes menggunakan gen S.
Ia menjelaskan bahwa varian virus corona baru tersebut terdiri dari multipel mutasi pada protein S. Karenanya, diagnosis Covid-19 yang menggunakan gen S bisa memberikan hasil negatif palsu.
Hasil analisis genomik dari varian SARS-CoV-2 VUI 202012/01 ini terdiri dari 9 mutasi pada protein S. Satu mutasi yang dianggap sangat berpengaruh adalah mutasi N501Y.
Mutasi ini terletak pada Receptor Binding Domain (RBD) protein S, yang diduga meningkatkan penularan hingga 70%.
Baca Juga: Lembaga Eijkman: Varian Baru Virus Corona Tak Pengaruhi Kinerja Vaksin
“RBD merupakan bagian protein S yang berikatan langsung dengan receptor untuk menginfeksi sel manusia,” tulis Gunadi, yang juga menjabat sebagai Ketua Pokja Genetik FK-KMK UGM, dalam laman resmi UGM.
Di sisi lain, sempat terdengar kabar bahwa PCR tidak dapat mendeteksi varian baru virus corona. Namun, kabar ini segera dibantah oleh Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Dr. Zubairi Djoerban, Sp. PD-KHOM.
"Ada yang bilang varian baru ini tidak bisa terdeteksi dengan tes PCR. Itu tidak benar. Tidak usah khawatir," ujar Prof. Zubairi melalui cuitan Twitternya.
"Tes PCR ini bisa mendeteksi tiga spike (seperti paku-paku yang menancap pada permukaan virus corona) berbeda. Sehingga varian baru ini masih tetap bisa dideteksi tes PCR," imbuhnya.
Dalam mengidentifikasi sebuah mutasi baru, Gunadi menambahkan bahwa pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) virus corona menggunakan teknologi next generation sequencing (NGS) sangat penting.
Baca Juga: Pasien Corona Berhubungan Intim dengan Nakes Wisma Atlet, Sedang Diselidiki